Kepalsuan (Part 3)

"Maaf, saya gak sengaja" ucap Sibei
"Oke gak papa, saya juga ko yang salah" sahut Ilvy sambil membereskan biolanya yang terjatuh.
Setelah selesai merapikan biolanya, Ilvy bergegas karena dia sudah berjanji berkumpul dengan anak-anak yatim piatu untuk memberikan hiburan kepada mereka.
"Itu... Ka Ilvy datang... Yeeeee" teriak beberapa anak sorak sorai bergembira
"Hai adik-adik..." Ilvy melambaikan tangan ke anak-anak sambil berlari menghampiri mereka.
Anak-anak langsung merentangkan tangan dan memeluk Ilvy sebagai rasa bahagia dan menyambut kedatangan Ilvy.
"Hai, kakak bawa permen nih siapa mau???"
"Aku mau ka, aku mau, aku mau".
Ilvy segera mengeluarkan permen yang dibelinya di supermarket untuk anak-anak dan segera membagikannya.
"Ka, ayok ka... Mainkan biolanya. Aku sudah tidak sabar ingin mendengarkannya"
"Yuk kita mainkan sambil kita duduk melingkar ya"

*Suara biola*

Nada yang dimainkan Ilvy hampir terdengar di seluruh area taman. Dan sangat terdengar begitu jelas dari tempat duduk Sibei dan sahabatnya yang sedang bothram.
Suara biola yang begitu merdu dan mampu menenangkan, membuat Sibei tanpa sadar berjalan menuju suara. Tanpa Sibei sadari dia ikut duduk di lingkaran permainan biola Ilvy bersama anak-anak. Selesai Ilvy bermain biola, Sibei masih menutup matanya dan merasakan musik itu masih terdengar indah di telinganya. Ilvy dan anak-anak heran melihat Sibei. Ilvy pun akhirnya mendekatkan diri dan duduk tepat di depan Sibei, membungkukkan badan hingga tepat mukanya dan muka Sibei berada pada garis sejajar lurus. Tak lama, Sibei membuka mata dan...
"Baaaaa...." Ilvy langsung mengagetkannya. Sehingga membuat anak-anakpun bersorak dan tertawa.
"Are you oke?" Tanya Ilvy pada Sibei. 
"Sure..." Jawab Sibei singkat. Dengan rona muka merah padam.
Akhirnya, mereka berkenalan dan memutuskan untuk menjalin pertemanan. Semenjak bertemu Ilvy, teman hypoprenia sangat sering muncul menemani. Hypoprenia berhasil digantikan posisinya oleh Ilvy. 
Satu bulan, dua bulan, hingga satu tahun lamanya mereka begitu akrab. Sibei sering menemani Ilvy mengikuti lomba biola atau ketika Ilvy menjadi tamu undangan pesta di manapun.
Ilvy tau, Sibei juga seorang pianist yang handal dan terkenal. Perlahan Ilvy membujuk Sibei agar mau bermain piano kembali. Meski sangat sulit.
Ilvy tidak pernah menyerah, bahkan dengan tingkah yang terkadang kekanak-kanakan. Akhirnya berhasil membujuk Sibei menggerakkan kembali jari jemarinya. Hari-hari Sibei kembali berwarna.

7 komentar

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)