Petak Umpat (Unforgatable)




Kenangan itu seperti mentari, yang sekejap hilang namun akan kembli lagi. Pasti!

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling dirindukan menurutku, dan mungkin sebagian besar orang. Dalam masa ini tidak ada hal berat yang harus dipikirkan kecuali PR matematika (ah rasanya ini hanya bagiku). Hidup di masa ini hanya mengenal dunia fantasi dan hiburan, meski harus banyak kegiatan yang dilakukan. Seperti sekolah, mengaji, mengerjakan PR, menghafal, dan tentunya bermain. Anehnya, mereka melakukan itu semua tanpa ada beban, bahkan sangat enjoy pastinya aku juga begitu. Aku, kamu bahkan mereka, pasti memiliki memori yang tak pernah terlupakan seumur hidup. Entah itu kisah bahagia, sedih,kekonyolan atau mungkin kenakalan. Kali ini, aku ingin membagikan kisah yang belum pernah aku lupa, bahkan mungkin tidak akan pernah lupa. Tentang  kisah konyolku ketika aku masih duduk dibangku sekolah dasar (SD), tepatnya ketika usiaku baru menginjak angka 7. Aku, memiliki kegiatan yang cukup padat. Waktu bermainku hanya berada di hari jum’at dan ahad, tapi tidak satu hari full melainkan hanya beberapa jam saja. Jika hari jum’at waktu luangku dari ba’da dhuhur hingga maghrib. Sedangkan di hari ahad waktu luangku dari pagi hingga dhuhur. Maklumlah,,, aku sekolah dipagi hari dan siang hari kala itu yang hari liburnya berbeda. Kalau difikir-fikir aku tidak memiliki waktu libur sesungguhnya. Tapi, aku sangat enjoy dan menikmati semua aktivitasku tanpa berkeluh kesah. Jadwal yang padat itu membuatku terkadang memilih waktu bermain dimalam hari bersama kakak-kakaku dan beberapa tetangga disamping kanan kiri rumah. Tau permainan petak umpatkan? Ini salah satu permainan yang digemari banyak anak-anak pada zamannya bahkan saat ini juga. Suatu hari aku bermain petak umpat bersama 3 orang kakakku dan adik di malam hari (anti mainstrem emang), padahal kala itu kampungku sedang beredar rumor hantu gentayangan seperti pocong dan kuntilanak. Bagi kami itu bukan suatu hal yang harus ditakuti, main ya main saja toh rumor itu belum benar adanya. Giliran kaka pertama yang jaga dan sisanya bersembunyi, aku bersembunyi dikursi pabrik rotan, adikku bersembunyi dirumah tetangga, kakakku yang lain bersembunyi di balik pohon. Singkat kisah tinggal aku dan adik yang belum ketauan. Sedang asiknya bersembunyi tiba-tiba ada gemuruh anak laki-laki berlarian begitu kencang dari arah selatan sambil teriak pocong... pocong... pocong.... aku bingung, harus tetap bersembunyi atau lari masuk kedalam rumah dan posisi rumah mengarah ke selatan yang berarti jika aku lari ke rumah aku menghampiri arah pocong yang akan datang. Kakak-kakaku yang sudah berhasil dijumpai dan jaga mereka teriak-teriak memanggilku dan adik agar segera keluar tentunya sambil mereka lari menuju ke dalam rumah segera. Adikku ternyata dia lari tunggang langgang ke arah utara menjauhi rumah, dan aku malah nekat lari ke arah selatan menuju rumah, padahal seharusnya aku mengikuti jejak adikku, tapi aku lebih memilih mencari perlindungan kedalam rumah tak perduli jika ternyata aku berpapasan dengan sang pocong. Aku berlari sambil berteriak Abi... Abi... Abi... tolongin itu nonok pocong... pocong... pocong...

Aku berhasil masuk kerumah dan segera memeluk Abi, Abi pun bertanya “kenapa? Ada apa?”; “itu bi, ada pocong katanya. Nonok (panggilanku ke adik perempuan) mana bi? Dibawa pocong gak?”  Abi hanya tersenyum dan memlukku tapi anehnya aku malah ditertawakan oleh ke-3 kakakku. Rupanya mereka menertawaiku yang malah berlari mendekati pocong bukan menjauhi, dan adikku yang ternyata mencari perlindungan ke tetangga, segera dijemput oleh Abi. Sesampainya dirumah, aku, adik dan 3 kakakku diberi nasihat oleh Abi “makanya, kalau main jangan malam hari, malam itu untuk istirahat”. Kami hanya menunduk dan mengangguk, semenjak itu kami pun tidak pernah lagi bermain dimalam hari apalagi bermain petak umpat.

7 komentar

  1. Hehehe, lucu dek ceritanya. Btw, aku juga takut kalau menghadapi ulangan matematika.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Takutan mana mbak ngadepin pocong apa ulangan matematika.. wkwkwk

      Delete
  2. Ya ..di sini pun (Lampung) lagi viral pocong kesiangan. Anyway, bagus ceritanya ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah baru tau... Itu penampakan nya macam mana wkwkwk

      Delete
  3. dek paragrap pertama di penggal penggal bagusnya biar tidak terlalu banyak. is oke ceritanya

    ReplyDelete
  4. banyak kenangan masa kecil sulit untuk dilupakan, sangat membekas

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)