Hapus Batasan Itu

Seringkali, kita ini membuat batas-batas dalam diri. Sebuah batasan yang menurutku itu tidak perlu adanya.
Dahulu, aku juga adalah pelaku dari pembuat batasan itu. Sikap pesimistis dan rasa tidak percaya diri menempel begitu lekat beberapa tahun yang lalu. Sampai akhirnya aku benar-benar memahami hakikat penciptaan manusia. Setelah aku merenungi dan menghayatinya, aku pun mulai yakin dan aku harus mencoba tentunya, supaya aku tau tentang kebenaran hakikat itu.
Hakikat penciptaan manusia yang ternyata dibekali potensi yang luar biasa!. Semua manusia memilikinya tanpa terkecuali. Potensi inilah yang seharusnya tak ada batas disekelilingnya, batasan semacam tembok raksasa apalagi... segera hancurkan!.
Batasan itu awalnya tidak ada, namun kita membuatnya tanpa kita sadari atau tidak. Ini akan terbukti jika kita melakukan aktivitas seperti : kita sedang belajar misalnya. Ketika kita dihadapkan puluhan soal mata pelajaran yang ada kita sudah menyimpulkan diawal bahwa kita tidak mampu mengerjakan semuanya dengan benar!. Padahal, mencoba saja belum. Bahkan yang lebih mirisnya lagi kita menjudge diri kita itu bodoh dalam beberapa bidang!. Aahhh, terlalu sering menyimpulkan diawal marimar...
Berapa banyak batasan yang sudah kita buat atau kita bangun? Merasa diri tidak mampu melakukan pekerjaan A, padahal belum mencobanya!, menyimpulkan diri tidak hebat seperti mereka yang hebat padahal selalu berada dalam zona nyaman, merasa diri sudah jauh tertinggal kesuksesannya dari yang lain padahal belum berusaha. 
Mulai dari sekarang, coba kita runtuhkan semua batasan-batasan yang pernah kita buat. Buang jauh-jauh sikap pesimis itu!!! mulailah bergerak maju dan lewati semua batasan itu. Katakan dalam diri bahwa aku bisa, aku mampu!.

13 komentar

  1. Ayo optimis, jangan pesimis. Semangat

    ReplyDelete
  2. Hai Kak.
    perkenalkan saya Ibrahim dari kelas sebelah.

    Terima kasih sebelumnya karena tulisan Kakak sudah mengajari saya tentang sikap optimis dengan meruntuhkan batasan-batasan yang tak sadar kita bangun sendiri.

    Dan sebagai sesama penulis di ODOP, izinkan saya untuk menuliskan beberapa koreksi versi saya untuk tulisan Kakak ya.

    1.Typo Detected : Sebuan batasan, harusnya kan sebuah batasan ya.
    2.Disekelilingnya atau di sekelilingnya?
    3.Akti[f]itas atau akti[v]itas?
    4.Diawal atau di awal nih?
    5.Kalau aku liat di blog, sepertinya enggak ada jarak di antara satu paragraf dengan paragraf lain ya Kak. Terkesan gemuk jadinya.

    Nah. 5 point ini jadi catatan saya Kak. Oh ya, mohon maaf koreksi ini juga kakak perlu tinjau ulang karena ini hanya sebatas pendapat saya. Saya kan penulis pemula yang coba belajar menjadi penulis sungguhan.

    Termasuk belajar mengoreksi tulisan Kakak. Hehe
    segitu aja Kak. Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waahh makasih banyak ka koreksinya... Aku perbaiki nanti.. maklum ini nulis gk saya baca ulang kak.. hehehe makasih banyak sarannya.. luvvv

      Delete
  3. Memaksimalkan kemampuan...
    bagus mba

    ReplyDelete
  4. Jangan membatasi apa yang sudah terbatas, gitu mungkin ya Mba? Nice sharing! Salam kenal dari Sapporo, Mbaa~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mba nya... Dari london :D

      Delete
  5. Pernah kayak gini hihi, welll kudu berubah ya

    ReplyDelete
  6. Pokoknya sih berani keluar dari zona nyaman, berani mencoba!💪

    #selfreminder untukku kak. Terima kasih

    ReplyDelete
  7. gunakan Teori keseimbangan untuk menumbuhkan kepercayaan diri

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)