Lorong Waktu

"Pak haji siap?, Zidane siap?" Ujar pak ustadz
Dari kejauhan pak haji memberkan simbol tanda dirinya dan Zidane sudah siap.
Baiklah, bismillahirrahmanirrahim... Tombol enter ditekan pak ustadz 
fyuuhhh... 
Pak Haji dan Zidane masuk ke dalam sebuah lorong waktu. 
"Kita mau ke mana pak haji" teriak Zidane ketika berada dalam lorong
"Ntar juga lu tau sendiri" 

Sayegan 1991
"Pak haji, kita di mana ini?" Zidane bingung, begitu banyak kakak-kakak wara wiri menggunakan almamater kampus.
"Nih tong, lu nanti kalau udah gede jenjang setelah lu SMA itu ya lu jadi mahasiswa. Ini yang lu liat sekarang adalah mahasiswa Indonesia pada tahun 1991".
Zidane nampak kagum dan terpukau. Dia juga menghayal kelak dia akan seperti kakak-kakak yang sibuk wara-wiri dengan menggunakan almamater kampus.
Ketika mereka berdua sedang menikmati langkah perjalan menyusuri kampus, di sebrang sana yang hanya bisa terdengar oleh earphone pak haji, pak ustadz berkata "pak haji, kita geser ke 1998 ya"
Pak haji hanya mengangguk, tanda dia setuju.
Sekali enter, pak haji dan Zidane sudah berpindah ke dalam dimensi waktu yang lain. Kali ini mereka harus berada di ruangan yang gelap.
Ruang gelap 1998
"Pak haji..." Teriak Zidane histeris katakutan.
Pak haji segera membungkam mulut Zidane dengan tangannya.
Kemudian bertanya melalui earphone kepada pak ustadz, dia dan Zidane sedang berada di mana.
Di sebrang terdengar lecutan dan teriakan orang menjerit kesakitan.
Zidane semakin erat memeluk pak haji ketakutan.
Rupanya, tempat itu adalah tempat keji yang tersembunyi. Tempat untuk menghukum dan menganiaya mahasiswa-mahasiswa pemberontak rezim yang berkuasa. Atau mungkin bukan hanya mahasiswa, tapi siapapun yang saat itu memberontak pemerintah yang berkuasa saat itu.
Karena tempat itu tidak baik untuk Zidane dan pertumbuhannya, pak haji segera meminta pak ustadz untuk mengembalikan dia dan Zidane pulang.

Jakarta 1999
" Pak haji, tadi tempat apa?" Zidane penasaran dan terua bertanya.
Pak haji menjelaskan dengan penuh hati-hati tempat apa yang tadi dia kunjungi. Sekaligus, pak haji juga menceritakan kondisi pemerintah yang sekarang harus dihadapi.
Menceritakan bagaimana mahasiswa memeperjuangkan hak rakyat, sampai ada mahasiswa yang hilang dan tidak diketahui keberadaannya. Hinggab peristiwa lengsernya pak Soeharto.
Zidane begitu menyimak, meski dia belum terlalu paham. Namun dia menyimpulkan betapa sedihnya menjadi mahasiswa-mahasiswa itu.
"Kalau begitu, jika Zidane udah besar nanti. Zidane mau jadi presiden pak Haji. Biar Zidane yang mimping Indonesia".
"Aamiin" sahut pak haji dan pak ustadz. Merekapun tertawa

0 komentar

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)