Suatu Hari Nanti ...

Ada sebuah pepatah berbunyi "guru terbaik adalah pengalaman". Sebuah pepatah yang juga harus sering kita renungi karena tidak sedikit orang yang menjalani kehidupan hanya sekedar berjalan. Padahal, setiap kisah dan peristiwa selalu ada guru yang sangat langka bernama pengalaman. 
Coba kita mengambil memori yang sudah terekam begitu apik dalam ingatan. Sudah berapa banyak pengalaman yang dilalui atau sudah seberapa sering mengambil ilmu dari guru bernama pengalaman ini. 
Saya pribadi masih mengingat begitu detail ketika pertama kali menjadi guru pendamping. Momen itu menjadi pengalaman yang tidak bisa terlupakan sekaligus menjadi bekal kelak. Menjadi seorang siswa, menjadi seorang pekerja, menjadi seorang pedagang, menjadi seorang guru dan masih banyak lagi momen dalam hidup yang menjadikan itu adalah sebuah pengalaman berharga. 
Jika melihat fase perjalanan kehidupan manusia, di usia saat ini berarti saya sudah melalui fase menjadi anak-anak dan remaja. Fase dewasa adalah fase yang sedang berlangsung dimana di dalamnya ada fase berkembang yaitu menikah dan memiliki anak. Kemudian akan menuju fase masa tua kemudian fase terakhir adalah meninggal atau kematian.
Saat ini, saya belum merasakan bagaimana menjadi seorang istri atau bagaimana menjadi seorang ibu yang memiliki momen berharga atau pengalaman seperti apa kelak melahirkan pertama kalinya dan mendengar bagaimana pengalaman pertama istri melahirkan dari suami kelak. 
Wah, bagaimana yah kira-kira pengalaman seorang suami ketika istrinya melahirkan? Pasti ada yang merasa biasa saja, ada juga yang merasa dag dig dug tidak menentu, atau ada yang benar-benar bingung. Dari pengamatan saya (melihat kakak ipar yang mendampingi istri melahirkan) secara tersirat mereka memang seperti terlihat biasa saja, tapi ketika melihat bayi mungil dan mendengar tangisannya tidak ada rasa yang bisa menggambarkan secara detail momen tersebut. Kata terindah sekalipun tidak mampu mewakili. Mendapat label pertama menjadi seorang ayah. 
Mungkin, itu adalah salah satu momen yang tidak bisa terdelete dalam ingatan sepanjang hayat bagi laki-laki yang mendapati mendampingi wanitanya saat melahirkan. 
Berbicara perihal melahirkan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut, pasti pernah mendengar kisah atau cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau kisah orang terdahulu yang pernah terjadi di masa lampau yang bahasa saat ini disebut dengan mitos. 
Sebuah daerah pasti memiliki cerita yang unik atau mitos tentang berbagai macam peristiwa. Di daerah saya, Cirebon. Yang masih kental dengan perayaan-perayaan hari besar juga banyak sekali terdengar mitos yang beredar. Seperti halnya larangan seorang anak gadis yang tidak boleh duduk di pintu. Pasalnya jika anak gadis duduk di pintu nanti lamarannya balik lagi (batal nikah atau susah mendapat jodoh). 
Padahal, mungkin sebenarnya bukan demikian. Saya juga pernah mendengar mitos tentang ibu hamil . Hal yang pertama kali terdengar adalah bahwa ketika ada bulan purnama, wanita yang sedang hamil dilarang keluar rumah bahkan dia harus bersembunyi di kolong tempat tidur jika tidak, nanti anaknya bisa jadi cacat atau yang lainnya. 
Mendengar hal demikian, otak seolah melakukan protes "kok, orang hamil ribet banget. Kasihan dong yang kalau perutnya udah gede, kalau mentok gimana?" Begitu kira-kira sebuah pemikiran liar ketika mendengar mitos tersebut. Ada lagi yang katanya wanita hamil tidak boleh keluar ketika azan Maghrib tiba. Konon, takut anaknya nanti diambil sama sandakala (entah ini setan jenis apa). Saya pun belum pernah tahu bagaimana bentuk rupa dan wujudnya. Tapi, begitulah rumor yang beredar. 
Dan masih banyak lagi mitos-mitos yang beredar. Terkadang mitos ini membuat was-was bagi saya pribadi terlebih terkadang otak ikut membayangkan segala sesuatu yang mungkin terjadi. 

Namun, suatu hari nanti jika saya diberikan kesempatan untuk mengalami hal demikian tentu tidak ingin terlalu percaya terhadap hal yang tidak masuk akal. Mungkin itu adalah sebuah nasihat baik dari orangtua terdahulu. Jika hal itu baik, tidak mengapa diikuti. Jika tidak, jangan sampai membuat pusing. Dan untuk pengalaman pengalaman berharga kelak akan saya simpan dalam bentuk tulisan. 


Salam hangat. Suatu hari nanti setiap kejadian dan peristiwa yang dialami semoga selalu yang terbaik menurut versi-Nya. Fighting πŸ˜„πŸ˜€πŸ˜πŸ˜†

2 komentar

  1. Kalau di tempat saya namanya Kalong, entah jin jenis apa. ada banyak jin sih yang saya pernah lihat, malah sering saya gunakan, ialah jin produk Wrangler. Wkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk
      Kalong mah setauku itu binatang sejenis kelelawar. Bgtu kata orang sini. Bukan jin🀭

      Delete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)