Mengenali Fitrah Diri
Bicara fitrah berarti bicara tentang
kesucian karena fitrah bisa berarti suci itulah arti dari kata fitrah pada
umumnya, tetapi kata fitrah (fitrotun) dalam kamus bahasa arab memiliki
arti sifat bawaan (yang ada sejak lahir) atau bisa juga dikatakan keadaan asal.
Ibarat sebuah benda komputer pasti akan memiliki setingan awal (default)
yaitu memudahkan manusia dalam menjalankan perangkat tersebut dengan didampingi buku
panduan tentunya.
Lalu, apakah fitrah kita? Fitrah sebagai manusia atau sebagai ciptaan.
Mari kita lihat Al-Qur’an di surat Al
‘Araf(7):172 yang artinya “…."Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi"…..”
ayat tersebut menegaskan bahwa fitrah manusia itu adalah mengakui bahwa Allah
adalah tuhan mereka dan mereka hanya tunduk terhadapnya. Kemudian Allah menerangkan
dalam ayat yang lain “tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya
beribadah kepada-Ku” (Q.S Adz-Dzariat : 56). dari ayat tersebut sangat
jelas bahwa kita diciptakan dengan tujuan hanya untuk beribadah setelah
perjanjian sebelumnya, dan kita dibekali oleh Allah potensi dan tidak lupa pula
Allah menginstalkan kedalam diri kita fitrah itu, Fitrah atau default kita
sebagai manusia sebagaimana Al-Qur’an telah menjelaskan yaitu:
- Fitrah manusia adalah hamba (ciptaan, makhluk, product) dari sang pencipta yaitu allah (Tuhan).
- Fitrah kita yang kedua adalah khalifah (pemimpin)
- Fitrah kita yang ketiga adalah mengemban amanah (menyampaikan pesan)
Mari kita bahas satu persatu tentang
fitrah (default) kita.
FITRAH SEBAGAI HAMBA
Kata hamba diambil dari bahasa arab 'abdun. Jika merujuk pada ayat Adz-dzariat:56 kata 'abdun adalah masdhar dari kata 'ibadah. 'Ibadah adalah pekerjaannya dan 'abdun atau abid adalah yang melakukannya. Fitrah
sebagai hamba adalah yang paling melekat dalam diri manusia.Lihat saja dalam
kehidupan keseharian kita. Seseorang akan patuh dan nurut terhadap sesuatu,
bukankah karakter hamba seperti itu? Karakter sebagai seorang hamba yaitu dekat
dengan karakter seorang budak. Karakter dari seorang budak yaitu selalu tunduk,
patuh terhadap aturan tuannya/majikannya apapun yang tuannya perintah,
dia dengan berat hati maupun ringan pasti akan tetap menajalankannya. Begitulah
karakter seorang hamba. Kita adalah hamba, namun disini kita bukan hamba makhluk atau ciptaan, melainkan
sebagai hamba sang Khaliq yaitu Allah SWT. sebagaimana sudah digambarkan tadi
bahwa sikap seorang hamba hanya mengabdi kepada tuannya dan hanya tunduk patuh
kepada tuannya, begitulah juga seharusnya ketika kita tau bahwa diri ini adalah
hambanya Allah maka kita juga hanya tunduk dan patuh hanya kepadaNya. Anehnya
kita, ketika tau bahwa kita adalah seorang hamba tapi kita malah sombong dan
acuh tak acuh terhadap tuannya (Allah). Padahal ketika kita menjadi hambanya
manusia kita begitu ta’at,tunduk dan patuh apapun yang dikatakan oleh tuan (manusia)
itu. Tuan kita Allah sangat baik, sangat pemurah dan penyayang, ketika kita
berbuat salah terhadapNya kitapun masih
tetap disayang olehnya, kita masih tetap diberi rizki, nikmat, dan hidup untuk
mempebaiki diri. FirmanNya "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Q.S Al-Baqarah:186).
Ini salah satu ayat dari ribuan ayat yang tercantum dalam Al-Qur’an yang
menjelaskan bagaimana Allah memperlakukan hambaNya.
FITRAH SEBAGAI KHALIFAH DAN MENGEMBAN
AMANAH
Khalifah berasal dari bahasa arab yang
memiliki akar kata dari 3 huruf hijaiyah yaitu خ,ل,فkemudian
kita sambungkan ketiga huruf itu menjadi (خلف =khalafa) artinya
adalah mengganti. Al-khalifatu (khalifah) artinya adalah umat pengganti.
Belakangan ini kita sering mengartikan bahwa khalifah adalah pemimpin, kita
bisa mengatakan khalifah adalah pemimpin dari sebuah sejarah rasul, yang pada
saat rasul telah wafat maka selanjutnya dipegang oleh para khulafaurasyidin
(khalifah Abu Bakar Ash-sidiq, khalifah Umar ibn Khaththab, khalifah Utsman bin
Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib). Mungkin dari sinilah kita mula-mula
mengetahui kata khalifah, karena mereka semua adalah para pemimpin pada saat
itu. Dalam kalamNya Allah juga berfirman yang artinya “Dialah yang
menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi…….(Q.S Faatir:39)” inilah
fitrah yang Allah berikan kepada manusia, dari ayat tersebut sudah dapat
menggambarkan bahwa manusia akan menjadi
pemimpin di muka bumi, tentu yang namanya pemimpin tidak pernah lepas dari yang
namanya amanah (fitrah yang ketiga). Kita manusia diberikan suatu amanah dengan
label yang ada dalam diri sebagai khalifah yaitu untuk menjaga dan memakmurkan
bumi. Eitssss tunggu dulu, dalam hal ini sebelumnya ada sebuah peristiwa
percakapan antara malaikat dengan Allah, malaikat mungkin sedikit tidak setuju
ketika Allah akan menjadikan manusia sebagai khalifah. Percakapan itu terangkum
dalam kalamNya” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.(Q.S Al-Baqarah:30). Diayat tersebut malaikat seolah-olah
protes dan heran kenapa Allah mau menjadikan khalifah di bumi, tapi Allah cukup hanya menjawab “Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui” ya, Allah maha tau dari segalanya, apapun yang ada
di muka bumi dan semua yang diciptakannya Dialah yang
maha lebih tau dari segalanya.
Terkait fitrah
kita yang lain yaitu amanah, amanah juga berasal dari bahasa arab yang memiliki
akar kata yang sama dengan iman. Arti dari amanah itu sendiri adalah
mempercayai, kita sebagai manusia yang diberikan amanah oleh Allah, karena kita adalah sebaik-baik makhluk yang Dia
ciptakan. Amanah disini disandingkan dengan fitrah kita yang
lain yaitu khalifah. Sebagai seorang khalifah di muka bumi maka tidak mungkin tidak memiliki amanah.
Bayangkan saja bagaimana jika seorang pemimpin dalam sebuah kantor tidak
memiliki amanah, apakah dia bisa menjalankan peusahaan tersebut? Tentu tidak
karena diapun bingung akan melakukan apa untuk kantor tersebut. Nah begitupun
seorang khalifahnya Allah yang diberikan amanah untuk memakmurkan bumi. Allah
mempercayai kita untuk menjaga bumi bukan tanpa sebab,
ketika berbicara sebab pasti aka nada akibatnya itu adalah hal yang sudah satu
paket di muka bumi ini.
Apa sebabnya kita menjadi khalifah di bumi?
Tentu karena kita manusia yang mengiyakan ketika Allah menawarkan kekuasaan
kepada makhluk ciptaanNya yang lain. “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia………,(Q.Sal-Ahzab(33):72)”
*refrensi dari Al-Qur'an, kamus dan ceramah beberapa ustadz. ini tulisan lama. daripada disimpan terus mending buat bayar utang. hehe maaf pije :D
0 komentar
Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)