Hari Guru

Hari Guru,
Kemarin, 25 November 2019 bertepatan dengan hari senin. Adalah hari guru nasional. Buatku, merayakan hari guru di sekolah baru pertama kali aku alami sebagai tenaga pendidik. Seluruh guru di Indonesia mengambil alih petugas upacara bendera, hari itu aku mendapat tugas sebagai pembaca teks pancasila.
Sebagai warga negara yang baik. Teks pancasila yang hanya berjumlah 5 butir atau poin pastilah hafal dilafalkan. Apalagi seorang guru. Tapi entah mengapa, hari itu detak jantungku berdegup kencang lebih dari biasanya. Muka pucat pasi dan entah mengapa, perutku serasa diremas-remas. Tuhan, kenapa aku ini? Padahal untuk tampil di depan siswa itu hal yang biasa. Entah apa yang terjadi padaku waktu itu. Aku tak berhenti mengeluarkan jampe-jampe dari mulutku. Menenangkan pikiran dan mencoba konsentrasi.
Tiba saatnya sang protokol membacakan pengucapan undang-undang dasar, pancasila, dan ikrar guru oleh petugas. Rasaku semakin tida karuan, mungkin begitu rasanya kalau ada yang datang melamar, eh. Malah curhat. Pelafalan undang-undang mulus dibacakan, tibalah giliranku. Dan ternyata, akupun lancar membacakannya. Lega rasanya. Tapi gemetar di tubuhku tetap ada hingga aku selesai kembali ke tempat.
Ada yang beda yang kurasakan hari itu. Aku melihat sekitar guru-guru yang hadir dan berjajar dalam barisan guru upacara. Diantara mereka ada guru-guruku juga yang dahulu mengajariku. Rasaku kini berubah. Aku merasa haru tak menentu. Gumpalan air mata mulai memenuhi kelopak mata dan hampir tumpah. Ingin sekali rasanya aku berteriak, paaakkk.... buuuuuu terimakasih.
Ketika diri sedang merasakan keharuan yang mendalam, mengambil bayang-bayang masa aku sekolah dulu. Siswa-siswi paduan suara menyanyikan lagu tentang guru dan membacakan puisi berantai. Pecah!!! Beberapa pasang mata dari guru dan siswa tak terbendung. Aku, salah satu dari sepasang mata itu.
Ada dua rasa yang bercampur menjadi satu kala itu. Rasa ketika menjadi siswa karena melihat guru-guruku dan menjadi seorang guru karena melihat anak didikku yang begitu mengesankan. Dalam hati bergumam oh begini ternyata rasanya. Bahagia sangat sederhana. Terimakasih Tuhan. Aku tak berhenti bersyukur saat itu. Itu adalah hal yang sangat berkesan dan akan aku ingat sepanjang hayat.
Hari itu, aku melihat murid-muridku yang begitu hormat dan penuh sopan santun. Melihat itu, aku seperti mendapatkan suntikan semangat untuk mendidik mereka lebih. Selesai upacara, semua siswa dan murid bersalaman (berasa halal bihalal) beberapa murid tersenyum dengan penuh gembira dan bilang ‘ibu, selamat hari guru ya’. Sungguh aku benar-benar bersyukur hari itu.
Ke esokan harinya, aku tak pernah mengira ada salah satu diantara murid aliahku (murid SMA) memberikan sebuah bingkisan, dibalut kertas bergambarkan kartun princess berwarna pink. Dengan muka sumringah khas yang dia miliki. ‘bu, ini untuk ibu’ dia memberikannya malu-malu di depan kantor. ‘bu, jangan dihina ya, itu kado dari aku isinya biasa aja’aku tersenyum dan menimpali ‘iya gak akan’. Langsung kusimpan baik-baik bungkusan kado itu ke dalam tasku.

Sepulang dari sekolah, ba’da maghrib aku harus mengajar les ke tetanggaku. Anak kelas 2 Sekolah Dasar. Kami belajar seperti biasanya, dengan sedikit bercanda dan gurauan. Hari itu kita belajar matematika. Karena materi sudah selesai dan sang anak masih ingin bercerita, akhirnya aku putuskan kepadanya untuk membuat surat buatku. Wajah sumringahnya langsung penuh semangat ‘sebentar bu, saya ambil dulu kertas didalam’ diambilnya lah sebuah binder dengan berbagai macam bentuk dan warna-warni kertas di dalamnya. Dia memilih kertas berhijab dan segera menuliskan suratnya ‘bu, jangan liat ya. Ibu merem’. Aku menurut perintahnya.
Setelah selesai, aku tak menyangka dia menuliskan sebuah kalimat dengan diawali simbol love.
Dari 💌 Saki untuk 💌Ibu
Bu, terimakasih sudah membuat Saki menjadi anak yang pintar dan ibu mengajari berbagai hal.

Begitu kurang lebih isi dari suratnya. Terimakasih ya rabb, engkau selalu memberikan senyum disetiap langkahku. Jangan lupa bersyukur kawan.

12 komentar

  1. Waaah murid2 nya penyayang, berarti MB nya penyayang juga dan jadi idola mereka hihi

    ReplyDelete
  2. Selamat hari guru setiap tanggal 25 Nopember, semoga kita mengantarkan anak-anak ke gerbang kesuksesan, aamiiin

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah senengnyaaa. Dapat surat begitu jadi pengen ngajar juga. Hahahah

    ReplyDelete
  4. Masya Allah, Barakallah ya Mbak senengnya dan selamat Hari Guru ya ��

    ReplyDelete
  5. Kebahagiaan tak terkira bisa menjadi bagian pertumbuhan karakter siswa

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)