Dunia Magang


Tanpa terasa, waktu begitu cepat berlalu. Tibalah saatnya memasuki dunia magang. Karena jurusanku pendidikan teknik, jadi mau tidak mau aku harus magang di proyek yang sedang berlangsung, setelah itu, aku harus magang di sekolah SMK.
Dulu, dosenku pernah bilang. Masuk dunia teknik sipil itu banyak nerakanya. Disaat itu, aku benar-benar tak mengerti apa yang dimaksudkan. Aku bertanya kepada beberapa temanku, tapi yang kutanya juga tidak tau.
Mencari tempat magang, udah kaya nyari kerja. Siapin dulu surat ini dan itu. Surat beres, cari tempat magang yang mau direpoti sama mahasiswa. Setiap datang ke sebuah lokasi proyek, mereka selalu melihat instansi. Jikalau universitas yang abal-abal mereka pasti akan menolak dengan halus. Maaf di sini sudah penuh. Beruntungnya universitas kami tidak jelek-jelek amat dipandang oleh instansi. Nyari kesana kemari tempat proyek jauh-jauh ternyata diterima di salah satu proyek pembangungan hotel yang jaraknya hanya sekitar 3 kilo dari kampus (jodoh juga gitu, jauh-jauh merantau pas nyebar undangan sama tetangga eh, kok curhat lagi. Ini bukan kisahku ya, aku masih single hehe).
Setelah beberapa hari di tempat proyek, barulah aku mengerti dengan pekerjaan engineer banyak nerakanya (panas). Bagaimana tidak, dalam proyek itu kantor konsultan dan kontraktor hanya dipisahkan ruang bersekat triplek. Seringkali kontraktor bandel mengurangi cor-coran beton. Bahkan terkadang melakukan pengecoran tanpa sepengetahuan konsultan. Akhirnya, ketika meeting bentrok lah mereka. Dalam dunia proyek banyak ilmu yang aku ambil bahkan dari para tukang-tukang yang ada di sana.
Tiga bulan lamanya, aku magang di tempat itu. Dan berhasil membuat sebuah laporan tebal yang siap dilresentasikan.
Prakter di proyek selesai. Selang beberpa bulan aku harus kembali magang. Kali ini, aku harus masuk ke instansi sekolah. Ada beberapa kota pilihan yang terdapat di papan pengumuman terkait sekolah yanh dituju. Kalau ini kita tidak perlu repot datang ke setiap sekolah untuk izin praktik mengajar. Semuanya sudah diurus oleh universitas. Kita tinggal datang dan disambut oleh pihak sekolah. 6 bulan lamanya kita harus magang di sekolah, mengikuti aturan dan rule sekolah dan benar-benar belajar menjadi seorang guru.
Hari penyambutan kami semua para PPL-ers (sebutan untuk yang sedang magang menjadi guru) tiba, semua berjalan dengan lancar. Jadwal mengajarpun sudah dibagi kepada setiap orang. Aku kebagian mengajar mekanika teknik dan menggambar digital waktu itu. Masuk kedalam kelas yang semua siswanya didominasi oleh murid laki-laki. Satu kelas hanya terdapat 2 siswa perempuan. Sungguh pemandangan yang berbeda dengan sekolah SMA umum yang siswanya pasti lebih banyak siswa perempuan.
Menjadi seorang guru, ternyata tidaklah mudah. Disamping harus mengerjakan segala administrasi yang ada, guru juga harus tau dan paham bagaimana cara mendidik yang baik apalagi yang dihadapi adalah anak SMK.
Enam bulan berlalu magang di sekolah, aku sangat banyak mendapat pelajaran hidup. Salah satunya menjadi seorang guru haruslah ikhlas, jika guru menyampaikan ilmunya tidak ikhlas maka anak juga tidak akan bisa menerimanya (ini aku alami langsung). Berat, sungguh sangat berat memiliki profesi seorang guru. Tingkah lakunya harus bisa menjadi contoh bagi setiap anak didiknya tanpa terkecuali.
Setelah magang selesai dan ditawarkan mau tidak menjadi seorang guru, kujawab tidak untuk saat itu. Ikhlas itu sangat sulit, dan nuraniku berkata aku belum bisa untuk itu.

11 komentar

  1. sip nih bagi-bagi pengalaman pas magang. ya walaupun ada sedikit promosi yang menggelitik " Nyari kesana kemari tempat proyek jauh-jauh ternyata diterima di salah satu proyek pembangungan hotel yang jaraknya hanya sekitar 3 kilo dari kampus (jodoh juga gitu, jauh-jauh merantau pas nyebar undangan sama tetangga eh, kok curhat lagi. Ini bukan kisahku ya, aku masih single hehe)."

    Well, entah berada di mana kesalahannya, tapi kayaknya pas nulis, tulisan ini dibagi menjadi beberapa paragraf kan? tapi outputnya pas di blog jadi satu paragraf gemuk banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk iya kal bner itu tdinya bberapa paragraf. Sbnernya knpa nulis itu biar cpet 500kata. Jd we kan alay

      Delete
  2. sejatinya ikhlas ga bs lgsg dicapai,. bahkan yg sdh tua jg blm bs menjamin...

    belajar ikhlas itu proses sampai mati...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyap... Selalu belajar.. makasih loh kak udh mampir. Aku yo klo mampir di blog kakak gk bisa komen wkwkwk ribet bener soale

      Delete
  3. Konon ikhlas itu bisa digapai dengan banyak menyembunyilan amal sholeh, wallahua'lam..
    Dulu aku juga pernah jadi guru PPL 😁

    ReplyDelete
  4. Ikhlas itu berat, tapi bisa dicicil kok

    ReplyDelete
  5. Keren..calon guru teknik sipil ya? Aku ngajar di smk. Guru normatif adaptif.. bisa nih sharing ^^

    ReplyDelete
  6. Waw ternyata saya dan maftuha 1 rumpun keilmuan. Narasimu menghadirkan kerinduan masa kerja praktek ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaahhh senangnya.... Nemu yg serumpun ternyata. Iya kak rindu masa2 itu

      Delete
  7. Jadi teringat masa-masa magang dulu... Semangat Kaak

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)