Sebuah Puisi dari Murid

Jam dinding menunjukkan pukul 13.30 WIB, anak-anak masih dalam kegiatan belahar mengajar.
Aku keluar dari kantor menuju sudut teras. Menikmati aliran angin yang menyejukkan hingga membuat mata ini ngantuk. 
Beberapa siswa mulai berlalu lalang, melewatiku dan beberapa mengulurkan tangan untuk menyalamiku.
Begini ya rasanya menjadi guru (gumamku dalam hati). 
Aku menyibukkan diri dengan membuka layar ponselku. Sambil menunggu siswi-siswi yang akan mengaji denganku selepas pembelajaran.
"Assalamualaikum, bu" salah seorang murid yang biasa mengaji datang menghampiri Natikha namanya. Kemudian disusul dengan kedua temannya.
"Wa'alaikumsalam, kok keluar? Udah selesai kelasnya?"
"Belum bu, di sana antri. Udah aja kesini dulu". Sahut Natikha
Aku kembali ke layar ponselku yang berdering.
"Bu, tau gak? Aku semalam bikin puisi". Ujar Natikha
"Tumben, mana coba?"
Natikha malu-malu untuk memberikan buku yang ada puisi karyanya. Dua temannya bahkan tidak percaya Natikha membuat puisi.
"Bu, ini baca". Sambil malu-malu di menyodorkan buku tulisnya.
Segera aku membacanya, dia berhasil membuatku terharu. Aku tak tak menyangka, dia bisa berubah hanya dalam hitungan minggu. Yang dulunya begitu arogan dan kurang adanya sopan santun. Bisa membuatkan sebuah puisi buatku. Puisinya belum bisa aku post disini, karena aku belum sempat memotretnya.
Terimakasih muridku, aku yakin kamu akan selalu memperbaiki diri lebih baik lagi dan lagi.


4 komentar

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)