Kepalsuan (part 1)


*Suara piano*
Gemuruh penonton bertepuk tangan, meneriaki Sibei yang begitu apik menggerakan jari jemarinya menghasilkan nada yang begitu indah.
Sibei, seorang master yang tak terkalahkan dalam kompetisi apapun. Dia mendapati julukan pianist cold. Setiap berjumpa dengan khalayak ramai, pandangannya selalu lurus tegap ke depan. Bibirnya tidak sama sekali tertarik ke kanan dan kiri, kedua tangannya selalu masuk ke dalam saku celananya. Berkat kulitnya yang seolah ikut bercahaya jika terpapar sinar matahari membuat para wanita jatuh hati mengaguminya. Dan setiap dia melewati pintu terpaksa harus membungkukkan badannya. 
Hypoprenia, menjadi temannya sejak 3 tahun silam. Nada indah pianonya sudah tidak terdengar lagi dalam kompetisi bahkan pentas musik manapun. Tidak hanya dalam pentas, tapi juga telinganya. 
Terbongkar sudah rahasia dari sang pianist ini, dia memiliki kelemahan yang teramat dalam memainkan piano. Resep rahasia yang tidak dimiliki oleh pianist lainnya.
Ibu... Inilah resep mujarabnya dalam memainkan piano serta guru terbaik dalam  mengajari piano. Sejak usianya menginjak usia 3 tahun, ibu begitu apik dan telaten dalam merawat dan mendidik Sibei terutama dengan alat musik piano. Sejak usia 4 tahun Sibei tak pernah absen dalam perlombaan piano bahkan tak jarang banyak yg ingin memanggilnya untuk mengisi sebuah acara di lingkungan mereka.
Tepat di usia Sibei ke 12 tahun, Ibu tak kuasa lagi melawan rasa sakit yang sudah menggregoti tubuhnya. Ibu harus pergi untuk selamanya meninggalkan Sibei seorang diri. Saat itulah, dunia Sibei seolah mati. No mom no music!

Bersambung...

6 komentar

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)