Teruntuk calon Makmum



Akhirnya, kutulis juga judul ini.

Cantik, indah dan mempesona. Begitu kiranya sifat yang melekat dalam diri seorang wanita. Setiap wanita selalu ingin terlihat cantik nan mempesona bagi setiap pria yang dijumpainya (katanya sih begitu)

Dear Wanita, yang kelak pada masanya kamu akan berdiri tepat dibelakang salah satu pria yang kamu cintai, dan dialah imammu dan kamu, adalah makmumnya.

Dear calon makmum, yang katanya kamu itu memiliki batas usia untuk menikah dan harus segera jika sudah masa itu tiba konon batas idealmu untuk menikah diangka 30-an (entah sebenarnya ini dapat dari mana,namun beberapa orang selalu bilang perempuan mah cepet nikah, laki-laki mah kalem. Terkadang ini terlihat tidak adil pedro!). Masalah batasan usia itu, ada alasan kuat, yaitu terkait rahim.

Dear calon makmum, aku tau betul bagaimana tentang perasaanmu melihat teman sebayamu yang satu per satu sudah terpampang dipelaminan. Tapi, jangan sampai kamu menjadi membabi buta dengan hal ini. Open kesemua laki-laki yang kau anggap sebagai calon imam-mu, nyatanya mereka hanya singgah sesaat, bukan untuk menetap. Hatimu terlalu rapuh, mudah patah jangan sering kau benturkan.

Dear calon makmum, jika kelak nanti kamu telah menemukan seseorang yang tepat menurut hatimu, jangan biarkan egomu yang berbicara selanjutnya. Adanya adat membuatmu meminta ini dan itu kepada sang calon imam contoh: resepsi tujuh hari tujuh malam (lah karnaval kali yak), terus harus pake WO, kuenya 10 tingkat ada gambar pintunya (beli rumah aja mending hahaha), dan masih banyak lagi permintaanmu. Mungkin sepanjang rol tissue toilet (duh jangan deh). Jika semua ini tak terpenuhi gagal sudah semua rencana (ambyar, basre, gagal maning!). Turunkanlah sedikit egomu jika hatimu sudah menuntunmu kepada dia, bila perlu bungkam ego itu (pake apa yak? Kain basah bisa mungkin). Jangan hanya karena status sosial membuatmu tidak menjadikannya pilihanmu,  strata sekolah yang tak imbang, financial yang tak sepadan, ditambah cibiran tetangga yang tak tertahankan. Itu semua akan mendorongmu untuk batal memilih dia, dia yang sesungguhnya adalah tambatan hatimu. Kutekankan sekali lagi, tekan egomu!

Karena, tak sedikit aku pernah mendengar dari mulut-mulut wanita ketika ditanya “kenapa gak jadi sama dia”, ‘dia lulusan SMA euy, akunya lulusan S1’; alasan selanjutnya ‘gaji aku lebih besar masa daripada dia’; ‘dia tampangnya biasa aja, akunya udah kaya inces’;. dan mungkin alasan-alasan lainnya yang lebih wouw daripada ini.

Dear calon makmum, turunkanlah segala ego dan gengsimu! Yakinlah, modal membina keluarga tidak hanya itu, kamu boleh realistis tapi jangan sampai gak pake hati juga. Kamu boleh menentukan pilihan, tapi bukan berasal dari nyinyiran tetangga juga kamu menentukannya. Bekal dasar yang harus dimiliki itu adalah iman dan ketakwaan, bukankah wanita juga dipilih salah satu alasannya adalah baik agamanya?, eh iya, yang dasar ini juga jangan sampai bikin keblinger. Gara-gara lagi musim-musimnya hijrah nih banyak merubah standarnya “pengen dia yang tahfidz”, “imam masjid” mirip-mirip Muzamil Hasbalah deh. Nah kalau ini, kamu juga harus bisa ngaca diri udah belum kaya gini (jodoh cerminan dirikan?). Balik lagi kedasarnya dulu!. Jika dasarnya saja kamu tidak memiliki, yakin deh egomu akan selalu menang dan berkuasa. Dan kamu, akan tetap menjadi nyinyiran tetangga dan bulan-bulanan mereka. Sultan-kan bebas!, begitu kata netizen.

Dear calon makmum, jika ada laki-laki baik datang kepadamu, jangan kau buru-buru menolaknya hanya karena status sosialnya. Namun, gunakanlah hatimu karena bisa jadi hatimu itu Dia yang menghendaki bukan sebatas nafsu.

Berdo’a-perbaiki diri-tingkatkan iman. Jangan lupa, bersabar. Jika kamu masih belum berjumpa dengan pangeran berkuda putihmu sampai saat ini, yakinlah dia akan datang diwaktu yang tepat. Bukan cepat!.

7 komentar

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)