Dear Myself Thank You : Catatan Perjalanan

Hari ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada diriku melalui tulisan ini yang diberi judul dear myself thank you : catatan perjalanan. Sebuah coretan tentang perjalanan hidup yang telah saya lalui selama hampir 28 tahun berada di dunia. Perjalanan yang harus ditempuh sampai maut menjemput dan melanjutkan perjalanan di alam berikutnya. 


Dear-Myself

Catatan Perjalanan Maftuha

Dalam blog ini, saya seringkali menuliskan apa saja yang saya alami dan rasakan. Karena memang, sebelum saya mengetahui fungsi blog yang sesungguhnya blog adalah media curhat bagi saya.

Catatan perjalananku tentu saja dimulai semenjak saya dilahirkan dan diberi nama Matuha. Memang, saya tidak bisa mengingat memori sejak usia bayi atau bahkan balita. Memori otak manusia biasanya hanya akan menyimpan sebuah kejadian yang sangat penting seperti rasa bahagia, rasa sakit yang mendalam, kejadian sangat memalukan, kejadian lucu dan semua kejadian yang memiliki arti lainnya.

Hari ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Maftuha (diri saya sendiri) karena telah mampu bertahan dan juga melewati berbagai macam kejadian. Dimulai dari kejadian yang sangat membahagiakan hingga kejadian yang begitu menyedihkan yang pernah di alami dan rasanya memang sangat menyakitkan. Hingga diri berani menghardik Tuhan.

Masa kecil adalah masa yang penuh dengan senyum, canda dan tawa. Masa dimana saya bisa selalu bersama ayah hingga terlelap. Masa yang indah dan tidak akan pernah kembali terulang. Karena diri terus bertumbuh bukan mengerdil.

Sejak masuk sekolah dasar, saya merasa hidup saya sangat kurang dalam urusan perekonomian karena memiliki saudara yang cukup banyak. Tetapi saya dan mereka tidak kurang dari rasa kehangatan keluarga. Dear myself thank you sudah bisa melewati kehidupan dengan himpitan ekonomi.

Lulus sekolah dasar, diri ini harus terombang-ambing ke sana dan ke mari hanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Sebuah masa yang dipandang begitu menyedihkan dan memprihatinkan bagi diri ini. Masa yang dimulai saat kepergian ayahanda tercinta dan pada saat itulah diri berani menghardik Tuhan. Saat ini, diri begitu menyesal mengingat dosa yang pernah dilakukan. Ketika menjadi hamba yang tidak bersykur.
 

Saat usia bertambah dan otak pun dipaksa untuk berpikir lebih dewasa, berani memutuskan untuk bekerja ketika duduk di bangku kelas dua MTs demi mendapat uang jajan tambahan dan tidak perlu meminta kepada ibu lagi. Dear myself thank you! Untuk hal ini saya begitu bangga padamu.

Usia remaja, adalah catatan perjalanan kehidupan yang sesungguhnya. Dimana setiap langkah yang akan dilakukan harus mulai dipikirkan terlebih dahulu. Memikirkan jangka panjang dan pendek. Masa penuh dengan huru-hara. Saat itu juga merasakan suka terhadap lawan jenis. Masa itu pun harus pintar memilih antara kawan dan lawan. Wahai diri, terima kasih telah melewati usia remaja dengan baik dan tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Lulus SMA adalah masa yang lebih matang lagi dalam menatap kehidupan. Masa yang sudah tahu arah kehidupan yang seungguhnya untuk apa dan akan ke mana. Masa yang harus memiliki arti dalam setiap langkah. Bagaimana diri bisa bermanfaat bagi umat sampai saat ini telah sah menjadi seorang istri. Terima kasih banyak wahai diri, yang telah mampu melewati tawa, sedih, merana, jatuh, bangkit dan tidak pernah menyerah dengan keadaan.

To MySelf di Masa Depan 

Wahai diri, kamu telah melewati banyak ujian dalam hidup. Kamu mampu dan bisa melaluinya dengan baik. Maka dari itu wahai diri, tetaplah belajar untuk selalu memperbaiki diri. Menjadi seorang istri dan kelak menjadi seorang ibu yang baik. Semoga kamu bisa menjadi sosok wanita yang selalu baik dengan syariat agama hingga akhir hayat. Aamiin.


0 komentar

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)