Menikah, episode baru dalam kehidupanku yang belum tentu semua manusia merasakannya.
Menikah itu Apa?
Jika ada pertanyaan di atas, maka jawabannya adalah bersatunya lawan jenis antara laki-laki dan perempuan dalam satu ikatan janji suci. Begitulah hemat pendapat saya. Mungkin kalian memiliki definisi dengan rangkaian yang berbeda tetapi aku yakin makna yang terkandung sama.
Kenapa Mau?
Dahulu, sejak diri dinyatakan sudah masuk usia "matang", teman sebayaku mulai membicarakan perihal pernikahan. Di saat itu pula dalam benak aku mulai bertanya. Kenpa harus menikah? Apakah itu sebuah kewajiban? Diri seringkali menolak jika jawaban menikah itu wajib. Mengapa demikian?
Aku pun merasakan sebuah dilema dalam kehidupan hingga mencurahkannya dalam sebuah tulisan berjudul dilema kehidupan kemudian belakangan aku ganti judulnya menjadi dilema menanti jodoh.😁
Terkadang diri ini menjadi congkak, ketika mengetahui bahwa hukum pernikahan dalam ilmu fikih itu ada beberapa dan salah satu hukumnya adalah haram.
Namun, diri ini sekarang berbeda. Jika ada pertanyaan kenapa menikah, maka akan aku jawab dengan pasti itu adalah sebuah ketetapan yang harus aku lalui dalam episode kehidupan.
Memang, kita semua tidak pernah ada yang tahu tentang takdir yang akan dilalui di depan kita. Begitupun aku pada waktu itu. Tidak pernah terlintas sedikitpun bahwa kelak akan menginjakkan kaki pada fase ini. Fase pernikahan.
Jika ada pertanyaan di atas menghampiri, akupun jujur saja tidak bisa merangkaikan kata kenapa mau menikah. Hehe
Bagaimana Perasaannya Ketika Hendak Memasukinya?
Pertanyaan ini aku dapati ketika satu bulan menjelang hari H pernikahanku. Tentu pertanyaan ini hanya datang dari mereka yang hubungannya cukup dekat denganku.
Ketika ada yang bertanya demikian, jujur saja aku bingung menjawabnya. Rasanya pertanyaan tersebut lebih sulit dari soal olimpiade manapun (lebay, heee). Karena memang yang aku rasakan adalah sebuah rasa yang tidak biasa. Dikatakan bahagia, tentu saja. Wanita mana yang tidak tersanjung ketika ada sosok pria datang memberanikan diri untung mempersuntingnya. Dikatakan tidak pun bisa saja. Karena yang terlintas dalam pikiran ini adalah kehidupan dengan hari-hari yang begitu menyeramkan. Sehingga muncul pertanyaan lain seperti : memangnya kamu sudah siap?, yakin, mau menikah?, nanti kamu terkekang, loh!?, nanti kamu jauh dari orang tua, loh!?, dan masih banyak lagi pikiran-pikiran lainnya yang justru membuat diri insecure untuk melangkah memasuki dimensi ruang pernikahan.
Kalau kalian, apa yang kalian rasakan? Boleh komen di bawah ya :D
Percayalah, Ujian Menjelang Pernikahan itu Nyata.
Konon katanya setiap insan yang akan mengarungi bahtera rumah tangga selalu ada ujian yang melekat. Meski sebenarnya ujian kehidupan memang sudah ditetapkan bagi mereka yang memiliki iman.
Lantas, ujian yang bagaimana yang akan dilalui calon pasangan pengantin ini?. Jawabannya bermacam-macam. Memang di sinilah saatnya setan menjalankan tugasnya. Ia begitu lihai menggoda para pasangan muda mudi untuk selalu dekat bahkan sangat dekat hingga lupa batasan ketika status mereka masih single atau jomblo. Semuanya dibuat sedemikian rupa untuk nampak menjadi indah. Namun, berbeda ketika muda mudi ini akan melangsungkan sunah rasul yakni pernikahan. Dihadirkannya keragu-raguan pada masing-masing. Dinampakkan sedikit keburukan yang ada. Dihadirkan bayangan kelam rumah tangga.
Tetapi, seringkali ujian yang hadir ketika akan melangsungkan pernikahan adalah munculnya seorang di masa lalu yang pernah meninggalkan kenangan manis. Kita sering menyebutnya sebagai mantan.
Persis seperti yang aku alami. Ketika sudah meng'iya'kan pinangan dari seorang laki-laki. Justru hadir lelaki lain yang datang. Beruntungnya keluarga selalu mengingatkan. Lalu, ujian berikutnya tidak berhenti di situ saja. Timbul dalam hati keraguan untuk melangkah maju bahkan aku sampaikan kepada sang calon untuk membatalkan saja pernikahan. Karena ketakutanku yang belum pasti.
Setidaknya itu beberapa hal yang bisa aku share atas apa yang pernah aku alami.
Gimana? Enak, kan? Nyesel Kenapa Nggak Dari Dulu!
Pernyataan di atas adalah pernyataan dari salah seorang teman menulis. Awalnya dia bertanya "gimana rasanya menikah?" Belum sempat aku jawab, dia sudah menjawab sendiri pertanyaannya. "Enak, kan? Kenapa nggak dari dulu." Begitu ujarnya.
Namun, aku pribadi belum bisa menjabarkan tentang pernikahan yang enak itu seperti apa dan bagaiamana. Usia pernikahanku baru akan menginjak 2 bulan. Masih seumur kecambah yang masih akan terus tumbuh.
Selama hampir dua bulan ini aku merasakan kehidupan yang sedikit berbeda dari biasanya. Dimulai dari bangun tidur yang berbeda. Karena setiap membuka mata tidak lagi hanya menatap ruang kamar, tetapi ada sosok pria yang sudah menjadi suami.
Sarapan pagi, biasanya disediakan oleh ibu atau terkadang mencari sendiri. Kini berbeda, aku harus mulai belajar menyiapkan sarapan berdua. Untukku dan suami.
Pada intinya, hariku berbeda dari biasanya. Karena hari ini tidak sama dengan kemarin.
Sekian dulu ya, pengalaman tentang pernikahan yang aku alami. The next aku cerita tentang perjalananku bersama suami hingga menjadi pasangan halal yang berharap ridha-Nya, ya. Doakan kami ya, supaya bisa hidup bersama hingga jannah-Nya. Amin :)
2 komentar
Hihihi. Dulu sempat ketawain orang yang bikin status di fb tentang godaan menjelang pernikahan. Eh pas merasakan sendiri, ya Alloh ya Robbi, nikmatnyeuuuuu. Hehe
ReplyDeleteJadi mahal harga pernikahan karena godaan itu, mikir lagi ketika misal ada ketifakcocokan,
Iya ya kak beneeerrr pisan. Kita mah kadang gitu. Kudu ngerasain dulu baru diem dan gak pandang sebelah mata.
DeleteTerima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)