Memiliki pengalaman dalam menulis buku solo yang diterbitkan bukanlah hal yang pernah dibayangkan sebelumnya oleh saya. Semua bermula dari segala kegabutan dan keresahan yang menerpa diri hingga akhirnya aktif Kembali dalam dunia tulis menulis hingga mencari kelompok penulisan untuk bisa menambah semangat pada diri.
Saat bergabung bersama beberapa komunitas menulis dan juga mengikuti beberapa event lomba menulis akhirnya saya pun paham dan mendapatkan banyak ilmu terutama soal menulis dan menerbitkan sebuah buku. Hal yang paling utama dalam menyusun sebuah buku tentu saja menyiapkan sebuah kerangka buku untuk membantu penulis terutama penulis pemula seperti saya.
Menyiapkan Kerangka Menulis Buku (Outline)
Menyiapakan sebuah kerangka dalam menulis buku atau outline adalah hal yang perlu dilakukan. Menyiapkan outline tentu saja tidak hanya berlaku saat menulis buku saja tetapi dalam menuliskan sebuah postingan yang akan ditulis pada blog pun sebaiknya menggunakan outline. Memang outline ini banyak yang berpendapat antara perlu dan tidak perlu. Namun saya sendiri merasa perlu karena :
1. Sebagai Alat Bantu tetap Fokus
Outline berfungsi sebagai alat bantu bagi saya supaya tulisan yang akan saya buat tidak akan melebar ke mana-mana. Maksudnya tulisan yang saya tulis saling berkaitan antara satu sama lain. Tetap fokus berada dijalurnya. Jika sudah mulai melebar pun tetap akan kembali lagi pada outline apakah termasuk ke dalamnya atau tidak.
2. Konsep Dasar Tulisan
Dengan adanya tulisan yang terkonsep tentunya akan memudahkan penulis dalam menyusun ide sehingga menghasilkan tulisan yang setidaknya cukup enak untuk dibaca bagi para pembaca dan tentunya penulis itu sendiri sehingga tulisan tersebut memiliki ruhnya.
3. Nyawa Dari Sebuah Tulisan
Berkaitan dengan poin sebelumnya bahwa adanya nyawa dalam tulisan akan membuat pembaca pun ikut merasakan apa yang ada pada tulisan bahkan pembaca bisa menangkap pesan apa yang terkandung dalam tulisan tersebut. Adanya kerangka ini bagi saya sangat membantu terutama untuk dapat mengembangkan cerita yang akan ditulis.
4. Memudahkan Dalam Mencari Data
Mencari sebuah data ternyata tidak hanya berlaku untuk kebutuhan tugas sekolah saja. Namun, dalam hal menulis pun sang penulis pasti membutuhkan data-data yang akan dijadikan pendukung dalam tulisnnya. Oleh karena itu dengan adanya kerangka yang sudah dibuat sebelumnya penulis akan lebih mudah dalam hal mencari dan mengumpulkan data.
Empat poin di atas adalah alasan bagi saya untuk menyiapkan sebuah kerangka tulisan terutama dalam menulis sebuah buku yang sudah saya terapkan. Dalam kerangka tersebut setidaknya penulis sudah memiliki sebuah gambaran secara garis besar tentamg isi bukunya kelak yang terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup. Berikut saya akan memberikan contoh buku saya yang telah terbit Agustus 2020.
Kerangka Buku “This is My Way”
1. Menyiapkan Judul
Hal yang paling utama tetapi bukan pertama adalah menentukan sebuah judul. Ada beberapa orang yang begitu lancar bercerita melalui tulisan tetapi mengalami kesulitan dalam hal menentukan judul dari tulisan tersebut. Sebuah judul dalam karya tulis menjadi sangat penting karena judul adalah daya tarik bagi si pembaca. Iya, nggak?
Saya sendiri termasuk orang yang kesulitan dalam menentukan judul buku. Saat saya hendak menyusun buku, saya sudah memiliki beberapa sub judul tulisan. Dalam menentukan judul saya pun meminta pendapat ke beberapa teman menulis terkait judul yang pas untuk buku saya kelak. Saat itu saya memiliki 5 listing judul untuk calon buku saya hingga akhirnya saya tetap memilih judul “This is My Way”.
Loh, kok, judul bukunya sama dengan nama blog saya? Memang saya sengaja membuat judul buku tersebut sesuai dengan nama blog. Karena dari awal memiliki niat untuk menerbitkan buku saya sudah mantap dengan judul tersebut yaitu "This is My Way" tetapi beberapa teman menulis menyarankan judul lain yang kebih mewakili tulisan saya.
Saya tetap meminta pendapat hingga akhirnya seorang teman menulis memberikan pendapat bahwa judul This is My Way sudah mewakili tulisan-tulisan yang kelak akan dijadikan buku. Sungguh dalam hal menentukan judul buku saja sangat dilema. Jadi buta teman-teman yang ingin menulis dan membuat buku mantapkan judul buku dan kalau bisa buatlah judul yang lebih menjual dan menarik tentunya.
2. Menentukan Isi Buku
Dalam menuliskan sebuah isi tentulah tidak sedilema saat menentukan judul. Menentukan isi buku hanya perlu menempatkan dengan tepat subjudul dan anak dari subjudul tersebut hingga terlihat runut dan enak dibaca. Contohnya saja buku saya yang berjudul di atas berisikan tentang :
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Antara Aku dan Dia (Tuhan)
Mengenal Fitrah diri
Potensi
Dst
Bab 3 Duniaku
Dunia yang pelik
Dst
3. Penutup
Penutup di sini tentu saja bagian akhir dari sebuah buku. Dalam buku saya bagian penutup adalah pengikat atau kesimpulan dari segala uraian yang sudah tertulis pada halaman-halaman sebelumnya. Pada bagian penutup ini pun saya beri judul penutup di buku saya karena buku yang saya terbitkan termasuk ke dalam buku non fiksi yang katanya masih sah-sah saja jika diberi judul demikian.
Buku Tentang Potret Kisah Hidup
Jadi buku yang saya tulis dan sudah terbit ini beberapa partnya memang sudah saya tulis di blog ini. Kenapa saya memilih buku dengan judul This is My Way karena tidak lain dan tidak bukan buku ini secara garis besar merekam potret kisah hidup yang pernah saya alami bersama orang-orang sekitar dan lingkungan yang saya singgahi.
Sebuah dilema yang pernah saya alami dalam hidup, tentang apa yang saya dengar dari orang-orang sekitar, itulah alasan kenapa saya mau mengumpulkannya dan menjadikannya sebuah buku untuk dibaca. Karena harapan saya dalam menerbitkan buku tersebut hanya ingin berbagi dan bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.
Saya pun bersyukur, ternyata respon dari para pembaca buku saya semuanya positif. Bahkan saya terharu saat ada yang memberikan kabar bahwa mendapatkan sebuah hidayah setelah membaca buku saya. Sungguh ini adalah sebuah pengalaman yang sangat saya syukuri.
Upaya Mempromosikan Buku
Saat tulisan yang dibuat telah sempurna dan tesusun rapi menjadi sebuah buku hingga siap terbit langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penulis tentu saja mempromosikan buku itu sendiri terlebih jika terbitnya buku tersebut di penerbitan indie atau self publish. Penulis harus berupaya semaksimal mungkin untuk mempromosikannya. Untuk hal itu, saya pun membuat secara singkat tentang book triller dari buku yang diterbitkan sebagai berikut:
Dalam video tersebut saya sedikit merangkum tentang beberapa kata yang ada pada buku. Sebuah video yang dibuat oleh suami tercinta yang disetiap partnya terdapat gambar yang mencerminkan sebuah perjalanan kehidupan manusia. Seperti pada detik 26, terdapat sebuah gambar manusia yang membawa beban dengan beberapa kalimatnya. Pada gambar tersebut menggambarkan bahwa manusia memang memiliki beban hidup dan terkadang manusia membuat batasan dan meara tidak mampu. Begitulah yang terangkum dalam video singkat berdurasi 1 menit. Sebuah book triller yang sedikit mewakili isi buku saya.
Itulah sekilas tentang pengalaman saya saat menuliskan buku solo dan telah menerbitkannya. Ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ada rasa kebanggaan pada diri meskipun tetap ada yang mencaci dan yang terpenting saya selalu selipkan sebuah rasa syukur yang tidak terkira. Setidaknya saat saya nanti sudah tidak lagi berada di dunia ini saya sudah meninggalkan buku saya untuk tetap bisa dibaca.
Itulah sekilas tentang pengalaman saya saat menuliskan buku solo dan telah menerbitkannya. Ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, ada rasa kebanggaan pada diri meskipun tetap ada yang mencaci dan yang terpenting saya selalu selipkan sebuah rasa syukur yang tidak terkira. Setidaknya saat saya nanti sudah tidak lagi berada di dunia ini saya sudah meninggalkan buku saya untuk tetap bisa dibaca.