STBSTN (1)


STBSTN (Sabar Tiada Batas, Syukur Tanpa Nanti)
Pernah mendengar potongan ayat dibawah ini? Atau mungkin sering membacanya berulang-ulang???


“ Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat..... (Al-Baqarah:45)

Sebuah ayat yang selalu menjadi pengingat dikala diri merasa sudah tak mampu, bahkan ingin menyerah. Padahal jelas sekali, ayat ini menyuruh kepada kita (orang yang beriman kepada yang haq) supaya senantiasa bersabar. Uniknya, dalam potongan ayat ini kalimat (dalam bahasa arab) sabar disandingkan dengan kalimat shalat. Setidaknya kurang lebih terulang sebanyak 92x kalimat sabar dalam ayat Al-Qur’an, ada 2 ayat yang menyandingkan shalat dengan sabar, keduanya terdapat di surat Al-Baqarah (sapi betiana) ayat 45 dan 153. Unik memang, Allah mengulang sebanyak 2x untuk perintah sabar kemudian shalat. Jika kita amati, shalat adalah hal mutlak bagi setiap mu’min yang baligh dan berakal mengerjakannya tanpa terkecuali. Begitu krusialnya masalah shalat ini, bahkan selalu ada rukhsah (keringanan) dalam mengerjakannya, akan tetapi sangat dilarang untuk ditinggalkan kecuali bagi mereka yang sudah tidak berakal (gila) atau wafat, konsekuensinya yaitu dosa dan terancam neraka (naudzubillah). Dalam syari’at fiqih begitu ditegaskan; jika kamu tidak mampu shalat dalam keadaan berdiri maka duduklah, jika masih belum mampu, maka berbaringlah (terlentang), jika masih belum mampu maka berbaring dengan posisi menghadap kiblat (miring), jika masih belum mampu juga maka gunakanlah isyarat, jika tidak mampu lagi berarti telah wafat dan dishalatkan.

            Kali ini, coba kita perhatikan gerakan-gerakan shalat yang sudah sering kita lakukan, hampir disetiap gerakan shalat terdapat tuma’ninah (berhenti sejenak) yang berfungsi agar kita bisa khusuk dalam beribadah. Pertanyaannya, bolehkah kita merubah garakan shalat? Salam di awal kemudian al-fatiha kita baca di akhir setelah tahiyat, atau sujud terlebih dahulu kemudian ruku? tentu jawabannya tidak boleh!. Belum ada satu orangpun yang merubah gerakan shalat ini, bahkan iblis/jin/syetan sekalipun tidak berani melakukannya. Teringat kisah yang pernah ustadz ceritakan dalam pembelajaran di sekolah madrasah, “konon katanya di suatu pondok pesantren terdapat sosok seorang kyai (setaraf ulama) yang ahli ibadah, mengenal minuman keras hingga meminumnya belum pernah ia lakukan, apalagi memperkosa dan membunuh, ini sangat mustahil terjadi. Iblis sangat kesulitan untuk menggoda sang kyai. Hingga suatu hari, sang iblis menemukan cara bagaimana untuk menaklukan sang kyai tersebut. Dia (iblis) merubah wujud menjadi seorang manusia dan berpura-pura menjadi santri sang kyai (inlah cara yang akan digunakan iblis untuk menggoda sang kiai). Singkat kisah, kyai tersebut menerima sang iblis yang sudah menyamar tadi. Iblis memulai aksinya dengan menjadi seorang murid yang keta’atan ibadahnya melebihi sang kyai, jika sang kyai biasa mengerjakan shalat malam di masjid pukul 3.00 dini hari, iblis sudah berada di sana jam 2.00 dini hari. Jika sang kyai bisa dan mampu puasa setiap hari dan berbuka puasa normal seperti biasa, iblis melakukan puasa setiap hari dan berbuka hanya dengan air putih, dan amalam-amalam ibadah yang lainnya. Lambat laun sang kyai mulai penasaran terhadap muridnya yang satu ini, kok bisa ini murid mengunggulinya dalam segala hal namun masih mau nyantri, dan sang kyai akhirnya menegur murid yang sebenarnya iblis ketika dia sedang dzikir, “wahai santriku, aku perhatikan kamu begitu ahli dalam beribadah bahkan lebih dari pada apa yang aku lakukan. Lantas, kenapa kamu masih mau di sini?” ; “tidak pak kyai, saya baru melakukan hal demikian di mulai dari tempat mondok sebelumnya dan di sini, sebelum saya pindah kyai saya disana memberikan nasihat dan rahasia-rahasia dalam beribadah”, iblis begitu gembira, akhirnya sang kyai masuk kedalam perangkapnya. “jika begitu, berkenankah kamu membagi nasihat yang disampaikan gurumu sebelumnya?” sang kyai tidak mau kalah dengan muridnya, iblis berhasil masuk menggoda sang kyai dengan sifat sombong sang kyai. “boleh pak kyai, tapi tidak bisa saya share di sini”; “lantas di mana?” ; iblis menyebutkan sebuah bar yang jaraknya cukup jauh dari pondok. Sang kyai kaget, “yang benar saja” ; “ya itu, jika kyai mau, kalau tidak ya tak mengapa”. Begitu penasaran sang kyai terhadap nasihat itu, setelah pemikiran yang begitu panjang sang kyai mengiyakan ajakan iblis tadi. Hari itu tiba, sang kyai pergi ke sebuah bar dan masuk kedalamnya bersama sang santri, tentu penduduk bar kaget dengan kedatangan mereka dan mengira apakah ini kyai mau ceramah? Tapi nyatanya tidak, mereka duduk dan sang murid menyodorkan satu gelas alkohol “ini kyai, minum” ; “ah, saya minum air putih saja” sang kyai berusaha namun murid itu berhasil membujuk kyai dengan alasan itu salah satu syarat untuk mendapat nasihat dari sang gurunya dulu. Meskipun kyai heran dia tetap melakukannya, tanpa disadari kyai pun mulai mabuk akibat minuman itu. Kesadarannya sedikit demi sedikit hilang, akal sehatnya tak berfungsi dan nafsunya kian meningkat. Ketika ada seorang perempuan mendekatinya dia pun memperkosanya, kemudian datang anak kecil meminta bantuan kepadanya tapi malah dia bunuh. Sang kyai melakukan 3 dosa besar dalam satu waktu, iblis tertawa bahagia berhasil menggoda sang kyai”.
Perlu kita garis bawahi dalam kisah diatas, jin/iblis juga melakukan shalat dan mereka tidak merubah gerakan shalatnya.

1 komentar

  1. iblis selalu mencari celah terkecil sekalipun untuk mengajak anak Adam berbuat maksiat,,,astaghfirullah, semoga qt selalu dilindungi Allah dr godaan mereka

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)