Berbisnis
Entah ilham itu muncul dari mana, yang jelas ketika kita mau mencoba selalu ada jalan.
Kuputuskan tekad untuk mencoba mulai berbisnis. Teringat dengan kata-kata seseorang 'jika kita memiliki ilmu, jangan takut gak ada rezeki. Allah pasti kasih'
Resign dan dapat label pengangguran dari masyarakat, tak aku pedulikan. Akan aku beli ucapan mereka dengan keberhasilanku kelak. Bukankah dulu pemilik KFC mengalami kisah hidup yang memilukan? Lantas di usianya yang menginjak kepala empat dia justru menemukan jalannya. Lihat sekarang, KFC ada di mana-mana.
Bukankah sahabat Ustman mencapai kejayaan terhadap penjualannya ketika dia menginjakkan usia di angka kepala tiga. Pun seorang Abdurahman bin Auf yang sukses berbisnis meski dengan modal zero dan akhirnya menjadi saudagar kaya. Bahkan konon kabarnya, hartanya masih ada sampai saat ini.
Hidup itu berproses, dan hanya mereka yang mau berproses yang akan berkembang (teori yang aku buat sendiri). Tidak ada yang instan kisanak, mie instan saja jika kamu ingin memakannya harus dibuka dulu bungkusnya. Lalu kamu rebus dan tuangkan bumbunya baru bisa dinikmati ketika sudah matang. Tetap ada prosesnya.
Jangan kau melihat orang sukses itu enak, kita gak pernah tau proses pahit apa yang telah dialami oleh mereka.
Begitupun aku, mencoba berbisnis dengan ilmu otodidak itu tak mudah. Terlebih sering dianggap remeh oleh orang sekitar. Katanya terlalu muluk-muluk.
Berat memang ku akui, sangat berat. Memulai sesuatu yang benar-benar harus sendiri. Mencari partner bisnis ternyata gak beda jauh sama mencari partner hidup (nah loh). Tak mudah menemukan orang yang mau capek di awal, kebanyakan dari mereka hanya ingin tinggal menikmati hasil tanpa kerja yang sepadan.
Well, aku tekadkan membangun sendiri bisnisku dengan label JR, nama ini tidak mengandung filosofi yang begitu berarti. Berawal dari hobi yang gak jelas nyoret-nyoret buku. Dan bertemulah perpaduan huruf J dan R ini. Baru tersadar ternyata awalan nama ayahku J dan awalan nama ibu R, ah mungkin ini yang dinamakan jodoh.
Awalnya aku ingin langsung mengambil satu bisnis yaitu terkait fashion. Tapi, melihat situasi diri yang masih sangat random moodnya berubah akan mengakibatkan hal yang fatal nantinya. Memang, setiap usaha yang kita lalui pasti akan menemukan ujian, mungkin kegagalan. Karena tau hal-hal itu akan terjadi bukankan meminimalisir kegagalan lebih baik?.
Untuk melatih kesabaran, aku akhirnya mencoba turun langsung ke lapangan. Buka lapak di pasar tradisional menjajakan barang dagangan ibuku menjual beberapa macan model pakaian jadi. Terkadang aku juga menjajakan milik kakak sulungku dan membantu menjaga lapak bibiku.
Berjumpa dengan berbagai macam karakter pembeli, dari yang galak hingga yang merayu-rayu demi harga murah. Ada yang jutek, berbicara kasar, pokoknya segala karakter orang ada semua. Kaget? Pasti. Dan tak meyangka aku mau melakukan ini.
Ternyata bersabar dalam hal dagang (berjualan) itu tak semudah yang aku kira. Terlebih orang model saya yang gak suka dengan keriweuhan (ribet dalam bahasa sunda). Ketika ada pembeli yang terus-terusan nawar dan yang datang bukan satu orang. Jujur kualahan minta ampun. Tapi ini cocok buat yang mau ngelatih mental. Yang awalnya malu-malu bahkan gengsi ini terapi gratis yang bisa diterapkan.
Dalam berbisnis atau berwirausaha yang pasti kita benar-benar menggantungkan rizki kita pada-Nya. Setiap hari hanya bisa bertawakal dan mencoba qonaah. Ini juga baik untuk rohani kita. Melatih diri bahwa yang maha kuasa itu benar adanya. Semua dalam genggaman-Nya dan semua dalam kepengaturan-Nya.
Intinya, jika kita mau berbisnis kita harus tentukan dulu pasar yang akan kita garap, buat list kemungkinan kegagalan-kegagalan yang akan terjadi. Buat rincian serinci-rincinya. Dan penting ikut ke dalam komunitas-komunitas bisnis. Karena itu akan membantu memecutmu untuk terus berhasil dan jangan lupa memohon kepada-Nya
3 komentar
Betul banget Kak, met berjuang Kak, istiqomah disiplin diri, perkuat relasi, selalu tawarkan barang, jika berat niatkan saja membagikan kebaikan berupa info. kuasai marketing, bangun personal branding, dan yg terpenting, shadaqoh.
ReplyDeletesemoga sukses dunia akhirat Kak...
Aamiin kak.. mkasih
DeleteYang pasti ditelateni, dek. Semangaattt yaaa. Aku yakin kamu bisa
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)