3 Burung Dara
Pagi hari, matahari mulai menisingkan sinarnya. Memberikan cahaya kepada seluruh makhluk yang ada di bumi.
Kubuka jendela kamarku, supaya ada sirkulasi udara yang masuk. Begitu juga sinar matahari. kupandangi pepohonan lewat jendela kamarku. dan kudapati ada sebuah keluarga burung yang begitu menggelitik perhatianku. Kuperhatikan lebih detail lagi, sang anak burung tak berhenti mengeluarkan suara "cit,,, cit,,, cit,,, cit,,,". sang induk burung tak berhenti menciumi anaknya dengan paraunya. Akupun baru mengetahui ternyata begitu cara burung menyayangi anaknya. Melihat itu, imajiku bermain. Timbulah percakapan-percakapan aneh dalam imaji ini.
"Nak, ayo semangat belajar terbang" seru sang induk burung.
"Iya bu, aku juga sedang berusaha" sahut sang anak
"Nak, bu, ayah pergi dulu cari makan untuk kalian ya" sang ayah burung menyambung
Tinggallah sang ibu dan anaknya di sebatang pohon. Ibunya seolah sedang memberitahukan cara sebelum terbang. Melatih anaknya terlebih dahulu berjalan naik dan turun di batang pohon. Anaknya mengikuti setiap langkah kaku yang dilihatkan sang ibu. Setiap sang anak berhasil naik dan turun dari batang pohon, ibunya selalu mencucuki kepala sang anak dan sesekali paruhnya saling menempel. Kalau manusia mungkin lagi dielus kepala dan diciumi anaknya.
Sang jantan burung kembali dan membawa makanan. Segera makanan itu diberikan kepada betina. Lalu, sang induk burung segera memberikan makanan itu kepada anaknya melalui paruhnya. Selesai memberikan makan sang induk memberikan ciuman kepada sang anak tanda kasih sayangnya. Selesai memberikan makan, sang anak kembali belajar untuk terbang mengepakkan sayapnya bersama sang ayah.
"Ayo nak, ikuti ayah" seru sang ayah.
Ayah burung mengepakkan sayapnya dari satu batang pohon ke pohon lainnya diikuti sang anak burung.
Perlahan dan pasti, anak burung sudah mulai bisa mengepakkan sayapnya meski masih didampingi sang ibu dan ayahnya.
Sang jantan burung kembali dan membawa makanan. Segera makanan itu diberikan kepada betina. Lalu, sang induk burung segera memberikan makanan itu kepada anaknya melalui paruhnya. Selesai memberikan makan sang induk memberikan ciuman kepada sang anak tanda kasih sayangnya. Selesai memberikan makan, sang anak kembali belajar untuk terbang mengepakkan sayapnya bersama sang ayah.
"Ayo nak, ikuti ayah" seru sang ayah.
Ayah burung mengepakkan sayapnya dari satu batang pohon ke pohon lainnya diikuti sang anak burung.
Perlahan dan pasti, anak burung sudah mulai bisa mengepakkan sayapnya meski masih didampingi sang ibu dan ayahnya.
Betapa kepengaturanNya begitu indah. Melalui seekor burung aku belajar ternyata kesabaran tidak hanya dimiliki oleh manusia, tapi seekor burung juga.
0 komentar
Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)