Keluar Jalur


Selamat pagi...
Keluar Jalur!!!
Apa yang terbesit dalam benak kalian tentang kalimat ini???
Aku yakin sih pasti negatif. Keluar jalur itu tidak baik! Bahaya bahkan. Wouu...
Ini benar syekaliiii... Jika kalian sedang berkendara dijalan raya, keluar jalur dari jalan yang sesungguhnya akan berakibat fatal. Bukan hanya untuk diri tapi orang lain juga!. Keluar jalur dari rambu-rambu syari'at apalagi, lebih bahaya! Jangan coba-coba (buat anak ko coba-coba. Eh maaf iklan).
Tapi... Kalau keluar jalur terkait passion, aku rasa tak mengapa. Realita sekarang aja nih, sangat banyak orang yang bekerja tidak sesuai dengan basic yang dia miliki. Misal dia dulu belajar ilmu eksak tapi ketika terjun kedunia kerja dia malah mendalami ilmu-ilmu sosial. Tapi, kalau untuk profesi dokter ini tidak akan pernah terjadi sepertinya, bahaya. Semua pasien nanti diuji coba. Weeekkk
Begitupun aku,
Semenjak aku tau bahwa manusia dibekali potensi yang sama namun kadar penggunaan yang berbeda, semenjak itulah aku tidak ragu untuk keluar jalur. Kata-kata seperti "duh, aku gak bisa", "ah, bukan aku banget!" atau bahkan "kamu aja deh, akumah apa atuh". Fiks ini semua kalimat negatif yang sedikit demi sedikit harus dikikis.
Beberapa kali, sering bahkan aku sudah keluar jalur. Hingga sampai saat ini aku masih baik-baik saja, tidak ada cedera sedikitpun yang ada hanyalah diri yang semakin berkembang dan berpacu untuk selalu positif.
Cerita sedikit! Heee
Dulu, ketika masa aliyah (setaraf SMA) ada masa dimana harus memilih jurusan IPA, IPS atau Bahasa. Menurutku aku tidak pandai dalam berhitung so aku tidak mau masuk IPA, aku juga tidak pandai dalam presentasi atau diskusi, apalagi harus mengingat masalalu (duh, jangan masa lalu biarlah masa lalu eaaa ko jd pengen nyanyi) aku tidak mau juga masuk jurusan IPS ini. Bahasa?? Duh, paling malas kalau sudah harus mengarang bebas, resensi buku, belum vocab bahasa Inggris. Aku juga tidak mau masuk jurusan BAHASA. Iya kalau selalu ngukur diri rasanya gak mungkin dan gak bisa. Sampai akhirnya guru BP kala itu memasukkan aku kedalam jurusan IPA, guruku membuat keputusan dari hasil psikotes. Karena ketika aku ditanya tentang minat, guru BP-ku malah dibuat pusing olehku. Wkwkwkkw (maapkan bu)
Dan faktanya aku malah keterusan itu sama jurusan IPA dan ilmu keeksakan. Matematika tidak serumit yang aku kira jika aku mau belajar dan real aku bisa bahkan deket sama guru matematika jadinya. Singkat kisah ternyata ilmu sosial juga aku dapat ketika terjun bersama masyarakat. Ilmu bahasa?? Oh jangan ditanya! Ini kan salah satu contohnya. Bisa mengarang bebas dan ternyata asyiiikkk....

Pada akhirnya, kita jangan pernah membatasi diri kita dengan kalimat-kalimat negatif tadi. Ubah semua kalimat itu jadi positif. "Aku bisa, Aku akan, Aku mampu" dan kalimat-kalimat positif lainnya.
U can do!

Salam..
Fie_07




3 komentar

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)