Dewasa
ini, dunia sedang dihadapkan dengan era moderenisasi atau
memasuki generasi milenial. Era digital, dimana semua akses tentang dunia
sangat mudah diketahui hanya dengan satu genggaman dan satu sentuhan.
Kalian pasti bingung, sama.
Saya juga. Buah sawo biasanya berwarna coklat dan bentuknya bulat sedikit
lonjong. Ketika aku mencari di Google, ternyata benar. Buah itu adalah sawo,
sawo walanda tepatnya atau orang sekitar menyebutnya buah campolay. Nama lain buah
ini adalah alkesa atau sawo mentega.
Indonesia,
adalah negara yang sangat subur. Bahkan mendapat julukan tanah
surga (katanya). Berbagai macam tumbuhan bisa sangat
mudah ditemui di Indonesia. Di setiap daerah yang ada di
Indonesia, memiliki potensi yang berbeda, terlebih
potensi alamnya. Ada wilayah yang terkenal dengan tembakaunya, tambangnya,
pohon jatinya dan masih banyak lagi.
Sumedang,
adalah salah satu wilayah yang ada di Indonesia yang termasuk ke dalam provinsi
jawa barat.
Pada mulanya Kabupaten Sumedang adalah
sebuah kerajaan di bawah kekuasaan Raja Galuh. Didirikan oleh Prabu Geusan Ulun
Aji Putih atas perintah Prabu Surya Dewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke
Pakuan Pajajaran, Bogor.
Seiring
dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa
perubahan. Pertama, menjadi Kerajaan Tembong Agung (Tembong artinya tampak dan
Agung artinya luhur) dipimpin oleh Prabu Guru Aji Putih pada abad ke-12.
Kemudian pada masa zaman Prabu Tadjimalela, diganti menjadi Himbar Buana yang
berarti menerangi alam, dan kemudian diganti lagi menjadi Kerajaan Sumedang
Larang (Sumedang berasal dari kata Insun Medal/Insun Medangan yang berarti aku
dilahirkan; aku menerangi dan Larang berarti sesuatu yang tidak ada
tandingannya). (Wikipedia,2019).
Wilayah
Sumedang merupakan akses jalan utama yang dilalui antara Cirebon-Bandung. Bagi
orang Cirebon dan Bandung, Sumedang adalah jembatan yang bisa menghubungkan
antar keduanya. Cadas pangeran adalah jembatan utama, atau
bisa dikatakan sebagai urat nadi penghubung Cirebon-Bandung dan sebaliknya. Jika
jalan ini runtuh atau longsor maka bisa berdampak fatal bagi wilayah tersebut.
Berbicara
masalah potensi, ada beberapa hal yang bisa kita sorot dari kota atau
kabupaten Sumedang. Diantaranya adalah dari
segi perekonomian dan wisata yang terdapat di dalamnya.
Tujuh
tahun lamanya, saya sering melintasi wilayah Sumedang, karena domisili saya di
Cirebon dan harus kuliah serta berkarier di Bandung. Ada hal yang selalu
menarik perhatian saya ketika melintasi wilayah Sumedang. Tepatnya ketika bus
atau kendaraan yang saya tumpangi melintas Cadas Pangeran, tepat sebelum
melintasi patung (dari arah Bandung) berjejer penjual oleh-oleh khas Sumedang.
Ada peyeum yang menggelantung indah berjajar disetiap penjual, ada labu, ada
ubi cilembu pastinya dan yang sangat familiar adalah makanan khasnya yaitu
tahu. Yang menarik adalah ada warung-warung yang letaknya tidak
terlalu jauh, tapi di sana tidak ada
makanan-makanan yang saya sebutkan tadi. Hanya terdapat satu macam, yaitu buah
yang berwarna kuning ke-orenan. Bentunya bulat, akan tetapi diujungnya sedikit
meruncing. Pernah beberapa kali saya bertanya kepada supir atau teman duduk
dalam perjalanan. Kebanyakan mereka tidak mengetahuinya, tapi ada yang
memberitahuku itu adalah buah sawo.
Mendengar
nama campolay, saya teringat dengan sirup khas Cirebon yaitu Sirup Tjampolay. Konon, buah campolay ini belum bisa
dikembangkan di Cirebon, buah campolay hanya tumbuh di daerah yang cukup
lembab. Dan penghasil buah ini berasal dari Bogor, Cianjur dan Sumedang. Buah
ini juga ternyata banyak mengandung manfaat salah satunya kaya akan beta
karoten. Buah ini mengandung 30 mg beta karoten dalam 100g buah, sehingga
sangat efektif untuk menurunkan resiko katarak.
Sumber : Oleh-olehmami.com
Keberadaan
buah campolay yang tergolong sangat langka, membuat saya berimajinasi tentang
berbagai olahan makanan. Sehingga kelak keberadaan
buah ini bisa tersebar ke seluruh Indonesai atau bahkan hingga ke manca negara.
Potensi
ekonomi selanjutnya di wilayah Sumedang adalah tahu. Ketika melihat tahu pasti
ingat Sumedang. Bahkan jajanan khas seperti tahu gejrot, banyak yang mengira
menggunakan tahu sumedang, padahal bukan. Tahu memang nikmat jika disajikan
ketika masih hangat dan dicocol dengan kecap yang diberi irisan cabai.
Tidak
hanya dinikmati dengan dibakar atau dioven. Ubi cilmebu juga sangat nikmat dijadikan
kripik. Ketika saya masih mengenyam pendidikan dan bekerja di Bandung, saya
bersama rekan mencoba berbisnis dengan bahan baku ubi cilembu. Kami tidak
mengelola langsung, tapi kami mengambil kripik ubi cilembu langsung dari
produsen yang berdomisili di Sumedang yang bearada
di daerah Tanjung Sari. Kini kripik ubi cilembu banyak beredar di
pasaran. Kripik ini juga bisa beraneka rasa, ada pedas, balado dan original.
Saya pribadi lebih menyukai rasa pedas dan balado.
Sumber : Shopee
Apakah
kalian mengetahui oncom? Yap, ini juga salah satu makanan yang populer di Jawa
Barat. Meski oncom adalah hasil dari fermentasi kacang dan ampas
tahu. Namun makanan
hasil fermentasi oncom juga memiliki manfaat, salah satunya adalah untuk
melancarkan peredaran darah dan membantu metabolisme tubuh. Di Sumedang, juga
terdapat satu daerah penghasil atau pembuat oncom yaitu terletak daerah Pasir Reungit .
Jika
kita telusuri semua wilayah yang ada di Sumedang, kita akan menjumpai banyak
makanan khas yang terdapat di sana. Dimana makanan-makanan ini juga sangat berpotensi untuk keberlangsungan perekonomian
penduduk yang ada di Sumedang.
Tidak
hanya makanan, Sumedang juga memiliki satu desa penghasil mebel.
Tepatnya di Desa Bongkok kecamatan Paseh. Pembuatan mebel ini juga menjadi
salah satu mata pencaharian orang-orang desa sekitar. Desa ini terkenal dengan
hasil kerajinan kayu yang mungkin masih belum banyak orang yang mengetahui
keberadaannya. Bahkan, menurut informasi yang saya baca dari situs PRfm
gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pernah mengunjungi desa ini ketika masih
menjadi calon gubernur 2018 silam. Menurut Kang Emil (sapaan akrab) desa
ini sangat berpotensi untuk meningkatkan kualitas mebelnya, sehingga Kang Emil
akan membangun pusat desain Jabar di desa ini.
Bertandang
di kota atau kabupaten Sumedang, kita tidak hanya disuguhkan oleh berbagai
macam makanan khas, tapi kita juga masih bisa menikmati alam yang masih asri
dan sejuk, masih terdapat banyak hutan-hutan dan sawah-sawah yang memanjakan
mata jika memandangnya.
Kini,
Sumedang sudah mengalami perkembangan yang jauh lebih baik. Alun-alun Sumedang
misalnya, setelah adanya perbaikan kini alun-alun menjadi sebuah taman, setiah
hari ahad, alun-alun akan ramai pengunjung. Dengan hiasan dinding sangat
menonjolkan sisi tanah sunda.
Sumber : doc Pribadi-Alun-alun Sumedang
Potensi yang selanjutnya adalah wisata yang terdapat di Sumedang. Seperti yang kita ketahui, Gunung
Tampomas,adalah salah satu gunung yang sangat terkenal di wilayah Sumedang. Gunung ini, termasuk kedalam satu satu gunung berapi yang ada di Jawa
Barat. Tepatnya gunung ini berada di sebelah utara Kota Sumedang.
Menurut informasi yang saya
terima dari seorang teman yang berdomisili Sumedang, banyak wisata terbaru yang
ada di Sumedang seperti Ciherang, Kampung Karuhun, Kolam Renang Gajah Depa,
Museum Gesan Ulun, Curug Narimbang, Gunung Kunci, dan tentunya masih banyak
lagi.
·
Ciherang
Seperti namanya, Ciherang. Wisata ini bisa kita jumpai di
Desa Cijambu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Wisata ini termasuk ke
dalam wisata alam. Di sana terdapat banyak sekali pohon pinus yang membuat
tempat wisata menjadi lebih sejuk dan damai.
Tempat wisata ini sungguh banyak spot foto yang
instagramable, bisa kita lihat dari gambar hasil pencarian google. Asik bukan?
Untuk menuju tempat ini kalian bisa menggunakan google
maps, kamu juga tidak perlu merogoh kroscek yang lumayan menguras kantong.
Karena, tiket masuk ke wisata ini hanya 15.000 per orang. Hemat bukan?
Sumber : Google Search
·
Kampung Karuhun
Mendengar nama karuhun, saya jadi teringat keripik singkong
sunda dengan merek tersebut.
Di Sumedang, Karuhun adalah nama wisata yang terletak di Jalan Pagar Betis,
Desa Citengah Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.
Kampung Karuhun terkenal dengan Eco Parknya
Sumedang, betapa tidak. wisata yang satu ini begitu kental nuansa alamnya.
Tidak hanya itu, wisata ini juga menyuguhkan
berbagai macam permainan, seperti waterboom, futsal rumput, sky swing, dan
masih banyak lagi.
Untuk harga tiket masuk, cukup terjangkau. Cukup
mengeluarkan 20.000 rupiah bagi dewasa dan 10.000 rupiah untuk anak-anak.
Sumber : Google Search
·
Kolam Renang Gajah Depa
Destinasi selanjutnya adalah Kolam Renang
Gajah Depa yang terletak di daerah Cimalaka, tepatnya bearada di Jl. Raya
Serang No.90, Galudra, Cimalaka, Kabupaten Sumedang.
·
Curug Narimbang
Wisata ini terletak di Desa Narimbang, Kecamatan
Conggeang. Curug Narimbang atau Curug Ciptarwangi terkenal dengan airnya yang
sangat jernih. Konon letaknya berada di tengah hutan. Karena itu, jika kita
beruntung kita akan berjumpa dengan macan kumbang, landak hutan, monyet, atau
babi. Jadi, sebaiknya jika ingin mengunjungi wisata ini jangan sendiri. Lebi disarankan
untuk datang secara bergerombol atau rombongan.
·
Gunung Kunci
Wisata ini dulu tidak begitu mencolok, meski
terletak di pinggir jalan. Jika saya melakukan perjalanan Cirebon-Bandung atau
sebaliknya saya pasti akan melintasi wisata ini.
Memang tempat ini tidak seperti tempat wisata
pada umumnya, karena setiap saya melintas hanya terdapat tugu. Dulu saya
mengira itu adalah sebuah pos biasa yang didirikan oleh warga sekitar. Namun,
beberapa hari yang lalu ketika saya melintas kembali, wisata ini sudah cukup
ramai pengunjung.
Sumber : Google Search
·
Museum Gesan Ulun
Siapa yang mengira, Sumedang juga memiliki
sebuah museum. Museum ini terletak di tengah kota Sumedang tidak jauh dari
alun-alun. Konon museum ini didirikan pada tanggal 16 Agustus 1797.
Banyak sejarah yang tersimpan di dalamnya. Terdapat
banyak gedung yang didirikan oleh kerajaan-kerajaan tempo dulu. Seperti gedung
Srimanganto yang pernah dijadikan sebagai tempat tinggal dan kantor bupati
tempo dulu. Kemudian Gedung Bangkok/Gedung Negara. Lalu Empang, yang ditepinya
dibangun tempat istorahat bagi keluarga upati dan tamu-tamu. Ada juga Bumi
Kaler dan Gedung Yayasan Pangeran Sumedang yang didalmnya terdapat makam-makam,
seperti makam Gunung Puyuh, makam Gunung Ciung Pasaran Gede, makam Gunung
lingga dan masih banyak lagi.
Jika ingin tahu sejarahnya lebih dalam dan
apa saja yang ada di dalamnya sangat disarankan untuk berkunjung. Terlebih
letak museum ini tidak terlalu jauh dari alun-alun kota Sumedang.
Masih banyak wisata
alam yang belum saya sebutkan di atas. Begitu banyak potensi yang dimiliki
Sumedang. Potensi ini baru dilihat dari segi ekonomi dan tempat wisatanya,
belum dilihat dari sisi yang lainnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian yang budiman. Terlebih saya pribadi, ketika menuliskan ini
rasanya saya sedang menjelajah Sumedang. Mari kita eksplore Sumedang, mari kita
eksplore Indonesia.
Refrensi :
Dari berbagai sumber, seperti Wikipedia, okezone, cookpad, dan berbagai sumber lainnya.