Mengerjakan tugas secara berpasangan memang seru!. Kali ini saya harus memiliki partner tugas coaching Blogspedia dan partnerku ditugas kali ini adalah Mbak Zulmiati yang akrab dengan sapaan Mbak Zulmi. Tulisan kali ini pun saya akan menceritakan sedikit tentang partner saya yang satu ini.
sumber:dronahq.com
Mengenal Lebih Dekat Partner Tugas Coaching Blogspedia
Ada sebuah pepatah yang sangat viral berbunyi “Tak kenal maka kenalanlah”. Meski situasi sedang pandemi bukan berarti jalinan silaturahim pun terhenti. Kini zaman serba digital, menambah saudara dalam ikatan pertemanan pun mudah untuk dijalani. Meski awal berkenalan melalui udara mungkin suatu hari nanti bisa berjumpa dan bertatap muka.
Karena saya yakin segala apa yang terjadi atas kehendak Tuhan maka pertemanan yang terjalin melalui dunia maya ini pun pasti atas kehendak-Nya. Biar makin akrab maka saya pun ingin mengenal lebih dekat partner tugas saya meski tidak bertatap secara langsung dan bertanya-tanya hanya melalui pesan Whatshapp.
Di awal sudah saya sebutkan bahwa nama partnerku yang satu ini adalah Mbak Zulmiati yang memiliki blog dengan nama Zulmi’s Diary| catatan mata, hati, dan akal. Mbak Zulmi ini adalah anak ke-6 dari 8 bersaudara. Wah ternyata jumlah saudaranya sama seperti saya hanya saja saya anak ke-7 dari 8 bersaudara.
Istri dari bapak M.Subchan yang bekerja sebagai seorang engineer perminyakan dan anak dari pasangan bapak Tjasmudin dan ibu Mardhiati adalah seroang ibu yang sangat suka belajar. Mbak Zulmi saat ini aktif sebagai seorang mahasiswi bunda cekatan dan ibu profesioanl. Kalau berbicara tentang bunda cekatan dan ibu profesioanl sepertinya nggak akan di wisuda wisuda ini mah. Karena konon katanya seorang ibu adalah pembelajar ulung sepanjang waktu. hihi
Mbak Zulmi saat ini adalah seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang anak yakni 1 orang anak perempuan dan dua anak laki-laki. Anak perempuannya kini sudah berusia 9 tahun dan yang anak yang paling kecil berusia mendekati 4 tahun. MaasyaAllah saya lagi-lagi berjumpa dengan emak-emak yang tetap mau belajar dan produktif. Malu rasanya kalau saya malas untuk belajar dan kalah dengan emak emak super ini.
Benar adanya bahwa sejatinya seorang pembelajar itu tidak memiliki batas usia. Selama nyawa masih terpaut dengan raga maka selama itu pula jangan pernah berhenti untuk belajar. Ya, ngak?. Dengan belajar pun pasti bisa menambah wawasan dan juga ilmu. Jadi jangan pernah berhenti belajar.
Lanjut ya, Mbak Zulmi ini mantan pegawai puskesmas yang bertugas sebagai penyuluh kesehatan masyarakat dan baru menikmati dunia ibu rumah tangga secara utuh (baca : di rumah aja) satu tahun kebelakang. Sepertinya seru, ya, menjadi penyuluh, saya pun dulu ingin menjadi seorang penyuluh spesialis kegalauan remaja hahah (eh ada nggak, ya?).
Saat mbak Zulmi memutuskan untuk resign dari pekejaan yang telah lama digeluti pastilah merasakan hal yang berat atau bisa jadi drama-drama kecil kehidupan. Seperti saya dahulu saat memutuskan untuk resign dan balik kampung. Sejuta pertanyaan menghampiri selain itu ada juga hujatan dari teman-teman atau tetangga atas keputusan yang dibuat. Ada yang pro ada juga kontra. Namanya juga drama kehidupan. Ya, kan?
Namun meski demikian, Mbak Zulmi ini keren. Karena dari sekian banyak alasan yang menjadi drama saat resign, Mbak Zulmi tetap berlandaskan kepada Al-Qur’an sebagai penguat saat memutuskan untuk resign. Yakni adanya ayat yang menjelaskan tentang lebih baik di rumah. Ayat itu terangkum dalam surat Al-Ahzab : 33 yang artinya :
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkag laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan taatilah Allah dan rasulnya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya"
Sungguh sangat menakjubkan yak partner tugasku ini. memang kalau sudah ada ayatnya setidaknya menjadi lebih tenang dengan keputusan yang diambil dan tidak tergoyahkan.
Mbak zulmi ini benar-benar pembelajar dan sangat suka belajar. Salah satu bentuk nyatanya ya saat ini ikut belajar bersama dalam dunia perbloggan di coaching Blogspedia batch 2 bersama saya. Dengan adanya mbak Zulmi ini setidaknya menjadi cambuk buat saya untuk tidak kalah dalam hal belajar.
Atau dengan kata lain jangan lagi ada kata malas untuk belajar. Malu dong sama Mbak Zulmi. Eh tapi bukan hanya malu sama Mbak Zulmi, malu juga sama coach yang membuka kelas ini yaitu Mbak Marita beliau juga ibu dua orang anak sekaligus istri sekaligus blogger ah keceh pokoknya. Rasanya bahagianya hidup ini dipertemukan dengan emak-emak keceh meski belum bertatap muka secara langsung.
Jika ditanya kenapa Mbak Zulmi memilih untuk menulis dan menulisnya di blog, yang pasti ada alasan tersendiri yakni adanya rasa ingin berbagi supaya tetap bermanfaat meskipun di rumah saja. Selain itu menulis juga menjadi sarana self healing bagi Mbak Zulmi. Memang pasti tidak mudah melalui hari-hari dengan perubahan status yang awalnya aktif di luar kemudian di rumah saja.
Memang benar juga kalau dengan menulis itu bisa dijakdikan sebagai healing. Sepeti halnya juga saya saat memutuskan untuk terus menulis. Bagi saya menulis adalah teman curhat setia tanpa dusta. Hahahaha
Saya dan Mbak Zulmi
Setelah membaca profil singkat dari Mbak Zulmiati, setidaknya saya dan Mbak Zulmi memiliki beberapa kesamaan yakni:
- Berada di kelas coaching yang sama dalam dunia perbloggan yakni Blogspedia coaching.
- Sama sama masih cupu dan masih terus belajar dalam hal apa pun terutama sangat cupu dalam dunia blog.
- Sama memiliki peran sebagai seorang istri dan karena Mbak Zulmi sudah tidak bekerja maka dalam hal ini pun sama yaitu sama-sama di rumah aja.
- Sama sama memiliki delapan bersaudara.
MaasyaAllah Tabarakallah. Mudah-mudahan suatu hari nanti bisa berjumpa dengan Mbak Zulmi juga semua rekan dari Blogspedia sehingga menambah persaudaraan dan pastinya akan menambah ilmu juga.
Sekian dulu ya perkenalan dengan partner tugas coaching Blogspediaku yaitu Mbak Zulmiati yang kece ini. semoga kita sama-sama lulus dan tidak terdepak dari kelas coaching Blogspedia, ya. Aamiin.