Showing posts with label Review. Show all posts
Showing posts with label Review. Show all posts
Paper Mint (Pendidikan Aset Masa Depan)
February 04, 2021
"Kalian ingin jadi apa?", sebuah pertanyaan yang biasanya cocok diarahkan kepada mereka yang sedang berada dalam pertumbuhan. Usianya bisa saja sampai pada jenjang SMA. Di mana masa remaja adalah masa yang dianggap sudah matang untuk menentukan sebuah pilihan. Dalam buku Paper Mint (Pendidikan...
DAMN (Derita Akibat Malas Nyoba)
February 03, 2021
Dewasa ini sedang marak segala sesuatu dengan usaha mandiri atau bahasa bekennya itu bisnis. Nah, apakah Anda sedang belajar untuk menjadi seorang pebisnis yang andal? Anda butuh motivasi untuk bisa memulai bisnis itu dari mana? lalu Anda pun bingung ingin berbisnis apa? wajar...
"Aku titipkan beberapa hal kepada anak-anak.
Pertama, Masjid kecil di salah satu sudut kota yang menjadi rumah kedua bagi kami.
Kedua, kesederhanaan yang harus selalu dijaga, karena kemewahan selalu membawa kita pada kelalaian., .... "
Kutipan di atas adalah sebuah kutipan yang berasal dari sebuah buku karya dari kakak online yang bernama Jihan Mawaddah. Pesan pertama yang dituliskan mengingatkan saya kepada sebuah pesan yang pernah diucapkan oleh seorang wali yang cukup tersohor. Beliau adalah Sunan Gunung Djati, waliyullah yang terkenal dengan penyebaran islam di Cirebon. Pesan tersebut berbunyi "ingsun titip tajug lan fakir miskin" artinya saya titip musola dan fakir miskin. Pesan yang hampir mirip dengan pesan pertama dalam kutipan di atas.
Awalnya, saya tidak ingin membaca buku tersebut. Buku dengan identitas :
Judul : Narasi Gurunda
Penulis : Jihan Mawaddah
ISBN : 978-623-92548-1-0
Cetakan Pertama : Desember 2019
Tebal halaman : 159 hlmn
Penerbit : Wadah Baca Masyarakat Sanggar Caraka
Kenapa saya tidak ingin membaca buku tersebut? Jika jawabannya bukunya jelek, bukan!. Bukan karena buku itu jelek melainkan melihat testimoni dari yang sudah membaca kebanyakan berkomentar melow. Kemudian dari cover bukunya saja sudah menampakkan wajah seorang pria yang berwibawa.
Melihat covernya saja otak seketika menyimpulkan, pasti di dalamnya kisah seorang ayah.
Itulah alasan tidak ingin membaca buku tersebut. Sosok ayah bagi saya selalu terngiang memori kesedihan yang begitu dalam.
Sayangnya, jiwa dalam diri yang lain meronta. Penasaran dengan isinya. Akhirnya, setelah melakukan percakapan dengan penulisnya langsung saya beranikan diri untuk membacanya.
Ternyata, di luar dari ekspektasi saya tentang buku ini. Buku yang saya pikir akan menitihkan air mata yang begitu deras ternyata tidak. Justru seolah menampar-nampar saya tentang bagaimana seharusnya menerima takdir tanpa berkeluh kesah. Tentang bagaimana perjalanan hidup seorang lelaki dengan cita-citanya dalam kehidupan yang serba kekurangan tetapi masih menggantungkan sepenuh hidupnya kepada sang maha kuasa. Berpasrah kepadaNya dalam kondisi apapun.
Membaca buku Narasi Gurunda seperti sedang melihat atau menonton sebuah film kehidupan yang sebenarnya banyak yang mengalami hal tersebut. Sayangnya, kita selalu merasa menjadi manusia paling menderita diantara manusia lain ketika berada pada titik terendah kehidupan. Padahal ada puluhan, ratusan atau bahkan jutaan manusia yang mengalaminya.
Bingung rasanya ingin menuliskan apalagi, buku yang sangat cocok untuk meresapi diri. Terimakasih mbak Jihan. Sayangnya, ada kekurangan bagi saya terhadap buku tersebut. Yaitu, kurang panjang 😄. Ketika membaca lembar terakhir "kok udah" padahal kan, rame. Ditunggu kisah lanjutannya mbak Ji. Saya berpikir demikian terhadap buku tersebut. 😊😊😊
Salam hangat,
Maftuha
Followers
ABOUT ME


A wife, writer, content writer, women preneur.
POPULAR POSTS
Categories
- Biografi 3
- Cerbung 5
- Cerpen 2
- Kisah 18
- Lomba 2
- Lomba Writingthon 1
- Motivasi 9
- Plan Book 6
- Plot Twist 1
- Puisi 11
- Review 4
- Review Buku 4
- Tantangan 14