Creator berasal dari kata creat
“membuat” creator berarti “yang membuat” atau bisa kita katakan “Pencipta”.
Kata creator ini melekat pada seseorang yang bisa membuat sesuatu atau
menciptakan sesuatu dalam hal ini berarti itu adalah “Manusia”.
Manusia? Siapakah dia? Who is she/he? Man
huwa/hiya? Dalam pertanyaan ini kebanyaan orang tentu menjawab
makhluk,ciptaan,seonggok daging (ah apa itu seonggok,haha ya mirip satu buletan
daging gitu lah hihi), kalau orangnya agak islami mungkin menjawab Hamba, ada
juga yang menjawab lebih lengkap yaitu makhluk yang diciptakan yang diberikan
akal fikiran untuk berfikir mana yang benar dan mana yang salah dan juga
insting.
Lantas, apa hubungannya dengan
mengenal sang creator tadi?
Ya… tentu saja ada hubungannya donk
:D, kita bisa menjadi creator tidak dengan sekonyong –konyong atau ujug-ujug,
karena kita juga sebagai creation “ciptaan” dari sang creator. Ini jelas
bahwa ada hubungan antara Creator dan creation. Contoh “Fulan menciptakan
sebuah robot yang bisa berjalan dan melakukan sesuatu, disini jelas fulan
adalah seorang creator dan robot adalah sebagai creation antara fulan dan robot
ada hubungannya kan? Yaitu yang dibuat dan yg membuat.
Lalu, Siapakah sang Creator
itu? Dialah Allah SWT, tuhan semesta alam, sang creator terbaik. Kenapa
kita harus kenal dengan sang Creator? Supaya jelas statusnya. Misalnya “kamu
sedang tersesat disuatu kota, kamu kebingungan entah bagaimana harus pulang.
Kamu tentu bertanya kepada orang dikota tersebut ‘permisi, ini kota(daerah)
apa ya?’ dijawablah kemudian ‘ini kota M’ dan mungkin orang tersebut
akan kembali bertanya ‘memang anda dari mana? Dan hendak kemana?’
“ anda pasti akan lebih mudah menjawab ketika anda tau dari mana anda
berasal. Sedikit contoh tadi menggambarkan bahwa manusia harus tau dan mengenal
dari mana dia berasal dan untuk kemana.
Lantas bagaimana kita bisa mengenal Allah
SWT? Kebanyakan orang pasti akan menjawab melewati ciptaannya. Apa saja
ciptaannya? Banyak. Contoh hewan, tumbuhan, benda-benda langit, udara dan yang
lainnya. Bukti konkritnya bahwa Allah SWT yang menciptakan itu semua terdapat
dalam Al-Qur’an surat AL-baqarah:117
بَدِيعُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن
فَيَكُونُ
“Allah Pencipta langit dan bumi,
dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya
mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia “ (Q.S.
Al-Baqarah:117)
Dalam ayat tersebut sangat jelas
terpaparkan bahwa Allah adalah sang Pencipta yang maha Berkehendak atas segala
sesuatu apapun. Dia berkehandak untuk melakukan A dan tidak melakukan A, Dia
berkehandak untuk mengatur B dan tidak mengatur B, karena sesungguhnya Dia lah
Tuhan yang ESA, Tuhan yang AHAD, yang tidak ada tandingannya. Untuk lebih yakin
lagi kita bisa mengenal Allah melalui “iman” apa itu iman? Iman berasal dari 3
huruf hijaiyah yaitu hamzah, mim dan nun, yang berasal dari kata kerja(fi’il)
amina = aman,tenang, tidak merasa takut. Dari sini muncul kata aamana =
menjadikan tenang, percaya, dan membenarkan. Kata aamana inilah yang kemudian
melahirkan istilah “iman” (Al-Mu’jam Al-Wasith).
Dalam Al-Qur’an kita akan menemukan
kata-kata aamana = telah beriman, yu’minu = sedang/ akan/ lagi beriman, iimaanan
= iman, dan mu’minu = yang beriman. Iman, adalah suatu keyakinan atau
kepercayaan yang dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini. Seperti halnya
kita percaya akan adanya Tembok Cina yang berada di Cina, Piramida yang berada
di Mesir, walaupun kita belum pernah membuktikannya. Itulah Iman.
Dari makna/arti kata-kata tersebut
muncullah makna iman secara terminologinya atau secara istilah sebagaimana
disebutkan oleh para ulama yaitu Tasdiq bi qolb (pembenaran dalam hati),
iqrar bi lisan (pernyataan dengan lisan) dan ‘amal bi arkan (tindakan
dengan anggota badan). Seseorang dikatakan bahwa dia telah beriman berarti dia
telah menghujamkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan di kerjakan dengan
anggota badan.
Iman adalah dasar yang dimiliki oleh
manusia untuk percaya akan adanya hal yang ghaib, seperti halnya percaya akan
adanya Allah SWT. Lewat iman inilah kita dapat mengenal sang Creator (Allah
SWT).
Lalu, sadarkah kita bahwa kita didunia
ini tidak pernah luput dari kepengawasannya dan kepengaturannya, setiap detik
langkah kita, kita selalu bersamanya. Kita diciptakan juga tidak dengan tanpa tujuan
(seperti diungkapkan pada paragraph sebelumnya). Kita diciptakan dengan tujuan
yang sangat jelas. Untuk apa kita hidup untuk apa kita diciptakan jawabannya adalah
hanya untuk “beribadah” (Q.S. Adzzariyat:56). Sudahkah kita mengenal
Allah sebagai Tuhan kita? Sudahkah kita menjadikan Allah sebagai Satu-satunya tuhan,
satu-satunya ketundukan/kepatuhan, dan satu-satunya pengatur
dalam setiap aspek kehidupan kita. Karena sesungguhnya kita telah lupa
bahwa dulu ketika kita masih berada dialam Ruh sebelum kita dilahirkan kebumi
ini, kita sudah menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya.
Tengok dalam diri, fikirkan, renungkan
kembali apa yang telah kita lakukan selama ini, mulailah berbenah untuk kembali
ke dalam fitrah kita sebagai seorang mahluk yang tunduk dan patuh yang
tidak punya daya upaya tanpa campur tangangNya.
“Kita Bisa Jika Kita Mau. Kita Mampu
Jika Kita Ingin”