Prolog
Hampir setiap malam, tepat jam dinding menunjukkan waktu 03.00 dini hari Azma terbangun. Entah karena mimpi buruk, digigit serangga, ingin buang air kecil hingga tanpa sebab.
Di suatu pagi, tanpa sengaja Azma mendengarkan sebuah perbincangan yang membuat jiwanya seperti tertusuk jarum tepat sasaran mengenai hatinya.
"Kamu tau, terkadang Tuhan mengirimkan pesan-pesan kepada hamba-Nya melalui berbagai macam cara. Menegur secara halus agar hamba-Nya kembali mendekat kepada-Nya"
"Iya, terkadang kita sebagai manusia hanya bisa meminta. Tapi lupa untuk berterima kasih. Dasar kita ya"
"Kita? Lo aja kali ah. Tapi emang iya sih ya, ya udah yuk kita pergi sekarang."
Mendengar percakapan tersebut, hati Azma tersayat. Pikirannya melayang jauh ke ruang angkasa. Terlintas perihal kejadian yang menimpa dirinya hampir 2 pekan ke belakang selalu terbangun di waktu yang sama. Hatinya kini bertanya-tanya, apakah itu adalah sebuah kode yang dikirimkan Tuhan untuknya.
Tubuhnya seketika tak memiliki energi. Lututnya bersimpuh disusul kepala tertunduk lemas seketika disertai bulir air mata yang menetes tak tertahankan.
Azma sadar, betapa sombong dirinya yang tak pernah memohon dan mengharap kepada yang seharusnya. Membuang waktu secara percuma hanya untuk berandai-andai. Bahkan terhadap sosok pria idaman yang akan menjadi pendampingnya kelak.
Azma lupa bahwa hidupnya adalah rangkaian sebuah aturan dalam kepengaturan Sang Pencipta. Perihal apapun sudah digariskan begitu sempurna. Seekor semut yang sering terinjak tanpa sengaja saja terjamin hidupnya apalagi seorang manusia yang tercipta begitu sangat sempurna berbeda dari semua makhluk yang ada di muka bumi ini.
"Tuhan, maafkan hamba yang luput dari-Mu. Hamba terus mingidamkan dia yang juga makhluk-Mu. Namun lupa terhadap-Mu". Ucapnya lirih disertai tetes demi tetes penyesalan.
***
Kriiinggg
Alarm jam weker yang disetel Azma berdering. Menandakan bahwa dirinya harus segera bersiap untuk bekerja.
Pagi itu ia lalui seperti biasanya. Berangkat dari rumah menuju ke kantor kemudian pulang dan langsung kembali lagi ke rumah dan mengunci diri di kamar. Ia mulai jenuh dengan hari-hari yang dilalui. Terasa hambar dan tak ada semangat. "Untuk apa sebenarnya aku masih bertahan hidup. Hidupku begitu membosankan!," gumamnya dalam hati.
4 komentar
Something happens for a reason. Itu kata orang. Kalau berasa tak ada alasan untuk hidup untuk diri sendiri karena bosan ato putus asa, just live your life for your country.(yg kau cintai) karena Allah.
ReplyDeleteItu juga kata orang. .hehe
Anyway, keren mbak. ^^
Ini buku ya Mba? Kereen
ReplyDeleteHayuk lanjutkan Nok. Konfliknya kayaknya seru nihhh. Auto nungguin aahhh.
ReplyDeleteHuaaa doakan semua... Semoga bisa jadi next projek buku fiksi heee
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)