Duniaku

Dunia yang Pelik

Terlalu sering sepertinya kita berlarut dalam rutinitas kehidupan, ada yang sibuk dengan dunia kerjanya, ada yang sibuk dengan dunia sekolah, kuliah dan tugas kuliahnya, dan adapula yang sibuk dalam dunia lamunannya yang tidak kunjung berakhir dan tidak kunjung selesai. 
Tahukan bahwa sesungguhnya manusia memang diciptakan untuk sibuk, sesuai yang tercantum dalam kalam-Nya.


Jika kamu selesai dengan urusan yang satu beralihlah ke urusan yang lain”
(Q.S Al-Insyirah (94) : 7”).

Namun, sepertinya ada yang salah. Terlalu berlarut terhadap rutinitas yang tidak kunjung usai dan begitu-begitu saja bahkan cenderung monoton. Tapi sayangnya, ketika berlarut dalam itu semua seringkali menjadi lupa terhadap diri, dimulai dari lupa untuk makan, minum, jajan, istirahat bahkan lebih ekstremnya lupa akan Tuhan dan ini yang sangat fatal, seringkali demi itu semua Tuhan ikut menjadi korban. Sering kali berdalih "Tuhan, Maaf, Kami sedang sibuk" sibuk dengan duniawi kami tuhan! sangat sibuk!. 

Fakta dilapangan menggambarkan ketika seorang mahasiswa yang sedang asik mengerjakan tugas kampus, dan disaat itu azan berkumandang. Bukannya segera merespon panggilan azan itu dan meninggalkan sejenak barang 5 menit terhadap tugas-tugasnya, tapi respon yang keluar adalah sebuah kalimat “sebentar, baru azan” Beberapa menit kemudian ikamah berkumandang. Lalu, kembali berdalih “nanti saja, baru ikamah. Salat sendirian saja”. Selalu alasan demi alasan yang keluar hingga waktu salat berlalu bergitu saja.

Dikantor, sedang diburu deadline h-3 jam laporan harus selesai. Telpon berdering, panggilan masuk dari ibu, diabaikan. Berdering lagi, panggilan masuk dari saudara, diabaikan juga. Tidak lama kemudian perut berbunyi kruyuukkk, diabaikan. Lanjut menulis laporan, dan azan berkumandang kali ini Tuhan yang memanggil. Masih tetap saja diabaikan. Dalih yang keluar “nanti dulu lah, kagok. Mengganggu saja mereka ini.” Aduhai, kita ini sangat sombong rupanya. Selalu bilang sibuk dan tidak ada waktu untuk hal-hal sepele.

Dunia memang pelik, selalu ada alasan untuk mereka yang sibuk. Selalu ada celah untuk mencaci dan mencemooh bagi mereka yang iri dengan kehidupan yang lain. Selalu ada celah untuk membenci, selalu ada celah untuk tidak peduli dan masih banyak celah celah negatif yang selalu ditebarkan di dunia ini.

Padahal, jika manusia mau sedikit meluangkan waktu untuk merenung. Untuk apa semua tugas-tugas yang dikerjakan hingga melupakan segalanya, untuk apa pula kerja banting tulang mati-matian jika melupakan segalanya. Terkadang manusia memang lucu, terlalu banyak bercanda dan terlalu banyak bergurau.

Hal-hal seperti makan mungkin sepele, tapi akan berakibat fatal jika tidak menghiraukannya terus menerus. Kemudian penyakit datang, jika sudah begini siapa yang akan disalahkan?. Padahal bukankah perut berbunyi adalah sebuah sinyal dari-Nya supaya manusia tidak melupakan hak perut?.

Diingatkan lewat tangan manusia, kita menolak, diingatkan melalui alam juga kita acuh. Apakah harus menunggu peringatan dari Tuhan baru kita mau menyadari semua, atau bahkan sinyal dari Tuhanpun kita abaikan. Aduhai, betapa bebal hatinya jika sampai Tuhan sudah mengisyaratkan namun manusia masih saja tidak mau terlepas dari kehidupan yang sangat pelik. Kehidupan yang di mata manusia terlihat indah namun sebenarnya tidak. harus sampai kapan terjebak dalam dunia yang pelik dan selalu berdalih “Tuhan, maaf kami sibuk!”.

2 komentar

  1. Saya dulu teringat waktu masih kerja. Lihat teman-teman sejawat begitu, dikejar deadline, palagi si boss sudah mewanti wanti harus selesai jam sekian, akhienya mereka mengerjakan shalatnya diakhiiiiiir banget waktu, hanya tinggal beberapa menit sebelum waktu shalat berikutnya masuk, bahkan ada sampai yang meninggalkan. Dulu cumanya bisa mengingatkan,"jangan lupa shalat." gitu aja. Sekarang ketika saya di beri waktu yang lebih banyak untuk menimba ilmu agama, saya membayangkan, hidup seperti itu kok sia-sia banget ya meskipun jabatan di dunia mereka dapatkan, tapi shalat kok ditinggalkan. hanya bisa istigfar.

    ReplyDelete
  2. Betul banget. Yuk terus semangat. Istikamah dalam kebaikan biar dapat surga, bukan kipas angin. Hehehe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)