Antara Aku dan Dia (part 1)

1. WHO AM I? 

Selama kita hidup, pernahkah kita bertanya terhadap diri kita, siapa aku? Untuk apa aku hidup? Kemana aku setelah hidup? 

Kebanyakan orang berkata, aku adalah sebuah mahkluk hidup yang berjalan dimuka bumi, katanya aku adalah makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Karena, aku memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Apa itu? Mereka menyebutnya “akal” bukan otak. Akal ini lah yang membedakanku dengan makhluk yang lain. Dan akal inilah yang dapat membawaku ke derajat yang paling tinggi, bahkan aku disebut mulia dibandingkan makhluk lain, bahkan yang bernama malaikat sekalipun, tetap aku bisa menjadi makhluk yang lebih mulia dari malaikat. Kenapa? 

Konon katanya, aku dibekali nafsu yang akan membuatku condong kepada dua makhluk lainnya yang bernama malikat dan iblis. Sedangkan malaikat tidak memiliki nafsu. Aku bergerak dinamis, sedangkan malaikat tidak. Dia bergerak statis. Makhluk yang akan selalu taat dan patuh terhadap yang menciptakannya. 

Tapi, aku juga ternyata bisa menjadi mahkluk yang sangat hina. Bahkan jika aku dibandingkan dengan mahluk yang bernama binatang. Kenapa? Alasannya sama, nafsu. Sama halnya seperti iblis, yang juga dibekali nafsu. Aku dan iblis memiliki banyak kesamaan. Salah satunya adalah tujuan adanya kita diciptakan. Yaitu sebagai hamba. 

“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku” (Q.S. Adz-zariyat : 56). 

Lantas, bagaimana bisa menjadi hina dan lebih hina dari seekor binatang? Sepertinya sudah bukan menjadi rahasia lagi tentang sejarah iblis. Kita tahu kenapa iblis ada di muka bumi ini. Makhluk yang memiliki sifat sombong luar biasa, dan sifat ke-Aku-annya. 

Nafsu inilah yang saat ini bisa kita sebut dengan sebuah potensi. Dalaam KBBI potensi memiliki arti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; keasnggupan; daya. 

Aku memiliki potensi, aku berpotensi berbuat yang baik-baik seperti malikat dan aku berpotensi berbuat yang buruk seperti iblis dan menjadi lebih hina dari binatang. 

Kedua potensi tadi tidak hanya aku yang memiliki, tapi semua manusia dijagat raya ini, tanpa terkecuali. Untuk bisa mengarahkan potensi ini, tentu saja aku tidak dibiarkan begitu saja. Aku ini makhluk, sesuatu yang diciptakan. Maka sang pencipta juga pasti akan memberikan panduan untuk aku bisa menjadi makhluk-Nya dengantujuan penciptaannya. 

Jika membuat sebuah kueh saja kita membutuhkan sebuah resep, apalagi dalam menjalankan hidup. Kita pernah mungkin membeli sebuah barang elektronik semacam laptop, televisi, kulkas, mesin cuci atau yang lainnya. ketika membeli barang-barang tersebut pasti di dalam boks kardusnya terdapat buku panduan dalam mengoprasikan atau menggunakannya. Begitu juga aku. Ada sebuah buku panduan yang diberikan oleh-Nya untukku. Supaya aku tau lebih dalam tentang diriku, tentang bagaimana aku hidup dan kemana nanti aku setelah hidup. Al-qur’an, itulah nama bukunya. 



2. FITRAH 

Berbicara cinta, sepertinya tidak akan ada habisnya. Cinta bisa membuat orang lupa akan kesedihan yang menimpanya, tapi juga bisa menjadi sebaliknya. Cinta dapat membuat orang berlarut dalam kesedihan, bahkan bisa menghilangkan nyawa. 

Cinta itu fitrah, melekat bagi para pelakunya yang juga diciptakan dalam keadaan fitrah. Kata fitrah sendiri banyak yang mengartikan suci, bersih, tidak tarnoda. Namun, jika kita melihat kamus besar bahasa arab al-munawir, fitrah memiliki arti default atau asli atau yang dibawa sejak lahir. 

Kita, adalah makhluk yang biasa disebut manusia. Yang diciptakan dalam keadaan fitrah oleh Tuhan, fitrah untuk mengenal siapa Tuhannya, yang kelak akan kembali lagi para Tuhannya. Jangan pernah sekali-kali kotori fitrah itu, atau bahkan hingga keluar dari fitrah tersebut. 

Cinta, adalah rasa yang Rabb titipkan untuk melengkapi ke-fitrahan manusia, manusia itu makhluk sosial jika tidak ada cinta apa yang akan terjadi dalam ke-sosialannya? pasti rusuh, bermusuhan atau mungkin saling bunuh. Jika demikian sikapnya tentu jauh telah melenceng dari ke-fitrahannya tersebut. 

Cinta itu anugrah, agar manusia bisa hidup damai dan berdampingan sesuai dengan firmanNya : 

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (Q.S. Ar-rum : 21) 

Ayat yang begitu familiar sering ditempel di undangan pernikahan. Ini bukti bahwa fitrah kita saling mencintai dan mengasihi. Jangan pernah sekali-kali menodai kefitrahan ini dengan hala-hal buruk. Karena fitrah ini yang akan mengantarkan kita kepada Tuhan sang pemilik cinta sejati.

3 komentar

  1. AKU adalah mutiara (yang terpendalam di dalam lautan). AKU ingin dikenal.. maka AKU ciptakan hamba-Ku..

    Sedangkan aku.. tak lebih dari bagian dari-Nya.. yang sedang mengembara di alam dunia.. kelak, aku akan kembali padanya...

    Sedangkan kamu.. tak lain adalah aku yang lain.. kamu adalah aku di tubuh yg berbeda..
    Kamu adalah aku, aku adalah kamu.. sejatinya sama saja
    . Tak ada beda..

    Rahayu 🙏

    ReplyDelete
  2. memang sejatinya setiap manusia harus mengenal fitrahnya sebagai manusia..darimana ia berasal, apa yang akan dilakukan dan akan kembali kepada siapa

    ReplyDelete

Terima kasih sudah membaca postingan ini semoga bermanfaat :)